Gamsahanida Coach Shin!
Kabar pemecatan STY itu spontan memantik spekulasi dan pro kontra di publik. Ada yang kecewa, menyayangkan, dan sebagainya. Riuh netizen di jagat sosial media juga tak kalah sengitnya.
Dari pemain ikut merespon. Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes mengunggah foto lawasnya bersama STY dan menulis pesan di akun media sosial miliknya: “We wrote history together and i cherish every single moment that we had.”
Meski tidak mudah, pemain klub serie A Italia Venezia tersebut meyakini bahwa PSSI telah membuat keputusan yang beralasan.
Rumor yang beredar, sejak laga melawan China sudah ada dinamika internal. Antara pemain dan coach STY tidak ada keharmonisan. Dalam beberapa kesempatan pemain berkumpul tanpa pelatih menerapkan strategi mereka sendiri.
Secara teknis dan filosofi, sebagian besar pemain naturalisasi timnas notabene bermain di liga Eropa kurang cocok dengan “game plan” ala STY yang mengandalkan power, speed dan counter attack. Sedangkan mereka lebih nyaman dengan total football.
STY memilih diam. Menerima Keputusan PSSI. Hanya menitip pesan harapan lewat Ketua BTN (Badan Tim Nasional), Sumardji, agar timnas bisa lolos ke Piala Dunia 2026.
Dengan posisi saat ini, harus akui pamor STY masih tetap tinggi. Menjulang di antara orang dan pihak yang selama ini ingin mendepaknya. Ia masih bisa berjalan dengan kepala tegak meninggalkan Indonesia. Sisa memantau dari kejauhan dengan senyum.
Mungkin suatu saat kalau ada waktu lowong ia bisa menulis buku semacam untold story dibalik pemecatan dirinya. Akan sangat menarik.
Atau rasanya tidak mungkin ditulis. Terlalu banyak intrik dan drama yang harus tetap disimpan sampai kapan pun. “Termasuk perlakuan PSSI kepada ayah saya selama ini. Tapi ayah hanya diam. Anda akan menyesal telah memecatnya,” ungkap sang anak, Shin Jae-won dengan nada kecewa.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan