Ia menjelaskan bahwa para guru yang mengajar di sekolah tersebut tidak tinggal di Dusun III Desa Laowo Hilimbaruzo. Mereka harus berjalan kaki setiap hari dan menyeberangi sungai untuk mencapai sekolah. Oleh karena itu, saat hujan lebat, para guru sering kali terhambat di jalan akibat banjir sungai.

“Dan beberapa bulan terakhir ini curah hujan di wilayah Kabupaten Nias cukup tinggi sehingga membuat guru-guru mengalami kendala ke sekolah atau kadang sampai sekolah sudah siang,” ungkapnya.

Terkait kondisi fasilitas di sekolah, Halawa menyebutkan bahwa belum terdapat rumah dinas guru dan jaringan listrik. Tenaga pengajar di sekolah tersebut terdiri dari 3 orang ASN, 2 orang berstatus PPPK, dan 4 orang guru honorer.

“Video viral itu direkam siswa pada 14 Januari 2025. Dan tidak benar satu bulan guru itu tidak mengajar. Kalau kita hitung harinya kemarin itu sudah libur sekolah akhir semester ganjil mulai 21 Desember 2024. Kemudian masuk sekolah tanggal 6 Januari 2025. Jadi mungkin perasaan anak sekolah itu sebulan. Seandainya memang sebulan tidak masuk pasti kami sudah proses,” ungkapnya.

Halawa juga mengakui bahwa pada 14 Januari 2025, kepala sekolah dan bendahara BOS (bantuan operasional sekolah) telah datang ke Kantor Dinas Pendidikan Nias untuk urusan pertanggungjawaban dana BOS Tabung Anggaran 2024.

“Karena akan diaudit oleh inspektorat dan BPK sehingga mereka ke kantor saya. Lalu dua guru sudah siap-siap jalan ke atas (sekolah), sudah menyusuri sungai tapi turun hujan. Sudah pengalaman mereka tak lama setelah itu banjir. Dan akhirnya dua guru ini tidak sampai ke sekolah. Lalu satu orang ASN lainnya juga tidak ke sekolah karena sudah diberi tugas kepsek pagi pagi mengambil speaker yang sudah dititipkan di dekat sungai. Sehingga di video itu sekolah tampak kosong,” kata dia.