RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pendidikan adalah indikator penting dalam mengukur kemajuan suatu negara, serta keberhasilan individu maupun masyarakat. Kesuksesan dalam mencapai pendidikan tinggi dipengaruhi oleh berbagai fakto, antara lain seperti gizi, kesejahteraan sosial, dan akses pendidikan.

Menariknya, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, suku Jawa diketahui memiliki populasi terbesar dan akses pendidikan lebih baik jumlahnya tidak lebih banyak dibanding suku Batak yang merupakan paling banyak mencetak lulusan sarjana.

BPS mencatat bahwa suku Batak dari Sumatra Utara menempati posisi teratas dalam hal jumlah lulusan sarjana di Indonesia pada tahun 2024.

Sementara suku Minangkabau dari Sumatra Barat menempati peringkat kedua dengan kontribusi hampir sama dengan suku Batak.

Suku Bali menempati peringkat 3 dengan angka presentase 14.54% dan Bugis di peringkat ke-4 dengan nilai yang sama dengan Bali.

Sedangkan suku Jawa berada di peringkat kesepuluh dengan kontribusi yang jauh lebih rendah daripada Batak dan Minang, yaitu 9,56%.

Mengutip CNBC Indonesia, seorang pengamat sosial, Togar Butar-Butar, menjelaskan bahwa keberhasilan ini karena komitmen kuat masyarakat Batak dalam meningkatkan kecerdasan intelektual secara turun-temurun untuk mendukung kecerdasan kultural.

Suku Batak juga memberikan penekanan yang kuat pada kesuksesan, kekayaan, dan kehormatan sosial kepada keturunan mereka, mendorong generasi untuk mengejar pendidikan lebih tinggi.

Fenomena ini dapat menjadi motivasi bagi suku-suku lainnya untuk lebih memprioritaskan pendidikan sebagai kunci kesuksesan individu dan kemajuan suku serta bangsa.

Dengan fokus pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan, setiap suku di Indonesia dapat memberikan kontribusi lebih besar untuk masa depan yang lebih baik.