Makna Tangan Mengepal Dalam Tradisi Salam Tionghoa
RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perayaan Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Salah satu tradisi penting dalam perayaan ini adalah memberikan ucapan “gong xi fat choi” dan membagikan angpao.
Sebelum menerima angpao, kerabat yang belum menikah akan mendatangi kerabat yang sudah menikah, memberikan ucapan selamat seperti “gong xi fat choi” sambil menggenggam kedua tangan di depan dada. Tradisi ini dikenal sebagai “pai” dalam budaya China.
“Pai” juga disebut sebagai “soja”. Ritual ini memiliki makna filosofi tradisional yang dipengaruhi oleh ajaran Konghucu. Gestur tangan yang terlipat di depan dada memiliki simbolik tersendiri.
Ritual pai tidak terbatas pada perayaan Imlek saja. Ini bisa dilakukan kapan pun seseorang Tionghoa ingin menunjukkan penghormatan, entah itu dengan membungkuk, berlutut, atau dalam situasi pertemuan biasa hingga saat beribadah.
Dalam tata cara tradisional, posisi tangan yang benar saat melakukan pai adalah dengan tangan kanan digenggam di depan dada, sementara telapak tangan kiri menutupinya.
Gestur ini bukan sekadar gerakan, melainkan merupakan manifestasi filosofi China. Peran laki-laki (tangan kiri) dianggap sebagai pelindung perempuan (tangan kanan). Konsep ini juga terlihat dalam patung singa di luar kelenteng, tempat ibadah bagi penganut Konghucu.
“Di sisi kiri kelenteng ialah sosok singa jantan yang menggenggam bola dunia, sedangkan di sisi kanan adalah figur sang betina yang menaungi anaknya,” ujar seorang pemandu Museum Benteng Heritage, Selasa (29/1/2019), mengutip KompasTravel.
Selain itu, posisi ibu jari seharusnya ditekuk ke atas, dengan ibu jari kanan sedikit lebih rendah. Saat itu, keduanya membentuk kanji “ren” yang berarti manusia. Selain itu, “ren” juga melambangkan kasih dan kemanusiaan.
Tidak hanya itu, kedelapan jari yang bersentuhan melambangkan empat nilai bagi pria dan empat nilai bagi wanita.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan