Kerja sama yang sudah terjalin lama ini juga, dianggap Menag turut mempererat hubungan keilmuan dan kebudayaan antara Mesir dan Indonesia. Menag yakin, pentingnya hubungan antara kedua negara.

Ia pun menyadari bahwa ilmu pengetahuan merupakan sarana terbesar untuk memperkuat hubungan. Karena itu, Menag berharap adanya sinergi yang berkelanjutan terkait penguatan kerja sama antara lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan di kedua negara, melalui peningkatan beasiswa bagi para pelajar kita di Al-Azhar Al-Syarif, perluasan program pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya, serta penyelenggaraan konferensi dan seminar bersama yang bertujuan untuk menyebarkan Nilai-nilai Islam yang paling toleran di dunia.

Program ini merupakan program kerjasama antara Kementerian Agama dengan Universitas Al Azhar yang menempatkan para guru di lembaga pendidikan Islam di Indonesia, seperti pesantren, madrasah dan Lembaga Pendidikan islam lainnya.

Mab’uts ini adalah bentuk pengabdian para mahasiswa dan atau dosen Universitas Al Azhar Kairo. Penugasan mab’uts ini melalui seleksi yang dilakukan pihak Al Azhar. Mab’uts akan mengabdi selama tiga tahun di Indonesia. Namun demikian, setiap tahunnya tetap akan dilakukan evaluasi.

Duta Besar Republik Arab Mesir untuk Indonesia, Yasse Hassan Alshemy, memberi apresiasi dan serta penghargaan kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama, terutama kerjasama bidang pendidikan dan keagamaan yg terlaksan dengan baik dan terus berkesinambungan.

Ia juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada para mab’uts yang telah menjalankan tugasnya sangat baik selama tiga tahun di lembaga pendidikan keislaman di Indonesia.

“Kerjasama pengiriman mab’uts Al Azhar Al-Syarif sangat bermanfaat, terutama bagi penyebaran islam yg moderat dan pengembangan bahsa arab fusha di Indonesia, dan program ini akan terus berlanjut sbgamaina amanat MoU Kerjasama pemerintah Indonesia dan Mesir,” ucapnya.