Bulukumba, Rakyat News – Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) memberi atensi besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Itu dilakukan mengingat banyaknya masyarakat Sulsel yang bekerja di sektor pertanian. Bahkan sektor itulah yang menjadi salah satu pilar penopang akselerasi ekonomi.

NH mengungkapkan ironi sektor pertanian adalah kesejahteraan petani yang belum terjamin. Padahal, sektor tersebut ibaratnya ‘nyawa’ perekonomian Sulsel. Untuk itu, bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, NH mencanangkan beragam program untuk membenahi semua problematika tersebut. Salah satunya program akselerasi pembangunan sektor agro.

“SDM yang menggantungkan hidup di sektor pertanian harus diperhatikan dan dijaga. Harus diupayakan agar pelaku besar jangan masuk ke ruang tersebut,” kata Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) itu, Sabtu, 3 Februari.

Menurut NH, agar sektor pertanian tetap menjadi ruang ekonomi rakyat, maka pembatasan masuknya pelaku besar perlu dilakukan. Kebijakan tersebut penting untuk menjaga peran petani agar tidak dirugikan dalam kedaulatan pangan. Kebijakan itu juga bentuk keberpihakan kepada rakyat kecil.

Harus disadari bahwa sektor pertanian merupakan mata pencaharian yang dimiliki masyarakat tingkat ekonomi bawah. Olehnya itu, masuknya pelaku besar justru merugikan petani dan itu perlu menjadi atensi besar. “Ini memang bukan hal yang mudah untuk diatasi. Butuh proses perjuangan dan dukungan semua pihak,” tuturnya.

Menyoroti kesejahteraan petani yang belum terealisasi hingga sekarang, NH-Aziz memiliki sederet program pro-rakyat. Mulai dari pembangunan irigasi terpadu, perwilayahan komoditas, bantuan alat dan mesin pertanian serta pupuk gratis, pembukaan lahan pertanian baru serta jaminan produksi dan harga pasca-panen. Semua itu bermuara pada upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

NH menekankan pentingnya upaya mensejahterakan petani lantaran ikut memengaruhi terhadap regenerasi petani. Profesi petani yang belum menjamin kesejahteraan berimbas lambannya regenerasi. “Karena beberapa tahun lagi, kita akan mengalami bonus demografi. Untuk itu, ini saat yang tepat mempersiapkan sumber daya dalam pembangunan petani agar regenerasi berlanjut, bukan berhenti,” ulasnya.

Selanjutnya, NH memaparan saat ini kondisi yang penting untuk diperhatikan adalah pengembangan kawasan dan lahan serta reforma agraria. Apalagi jumlah lahan pertanian bukan bertambah, tapi saat ini justru berkurang.

“Karena pembangunan pertanian tidak hanya bisa diselesaikan di atas kertas terus mereduksi hal di lapangan. Dan, ini perlu perjuangan ekstra karena bukan hal yang mudah,” pungkasnya. (*)