Kepala BPOM Dorong ASN BerAKHLAK dengan Keseimbangan Jiwa dan Finansial
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Kepala BPOM, Taruna Ikrar mendorong para dokter dan ASN harus menjaga keseimbangan jiwa dan raga. Karena, pada dasarnya semua penyakit muncul dari jiwa yang tidak sehat dan berpengaruh pada tubuh.
Disamping itu, Ketiadaan harta juga bisa menimbulkan hal yang sama, karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup. Maka dari itu, ketiganya perlu keseimbangan agar tidak mempengaruhi kesehatan mental dan finansial agar lebih produktif.
Hal ini disampaikan dalam Acara LEADER DIALOGUE : KESEHATAN JIWA, RAGA, dan HARTA DALAM MEMBENTUK BUDAYA BerAKHLAK yang digelar secara hybrid di Auditorium Gedung Merah Putih dan melalui Zoom Meeting BPOM ini dibuka secara resmi oleh Kepala BPOM Taruna Ikrar, pada hari Jumat (7/2/2025).
“Sebagai seorang dokter, kesehatan raga itu sangat penting. Tidak usah sakit berat, sakit gigi saja semua jadi tidak nyaman,” ungkap Taruna Ikrar.
“Kesehatan jiwa juga tidak kalah penting. Banyak penyakit fisik muncul karena kejiwaan kita tidak sehat, rasa kita tidak harmonis, psikis kita bermasalah,” lanjutnya.
Taruna Ikrar kemudian menyatakan tidak hanya raga dan jiwa, tetapi ada faktor lain yang menyebabkan kita sakit, yaitu harta.
“Fisiknya sehat, jiwanya sehat, tetapi jika tidak ada uang/harta bisa memunculkan penyakit,” ujarnya.
Demikian pun sebaliknya, ada orang yang memiliki banyak uang, banyak harta. Jika sumbernya tidak jelas, maka dapat menyebabkan fisik dan jiwanya sakit.
Fisik mempengaruhi jiwa, harta mempengaruhi jiwa, jiwa mempengaruhi raga. Ini merupakan siklus yang saling berhubungan. Karena itu, Taruna Ikrar mengajak seluruh jajaran BPOM menjaga keseimbangan mental dan emosional sebagai fondasi menciptakan lingkungan sosial yang sehat, produktif, dan harmonis.
Sepakat dengan Kepala BPOM, Psikolog Rahmat Ismail menyatakan semua aspek kehidupan di dunia saling berkaitan.
“Tidak ada yang tidak berhubungan di alam semesta ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan lebih dari 80% penyakit muncul karena ketidakseimbangan antara raga, jiwa, dan harta. Dan untuk mencapai keseimbangan raga, jiwa, dan harta harus disusun suatu konsep dan sistem yang berkesinambungan.
Dikaitkan dengan kehidupan berorganisasi di instansi pemerintah, seperti BPOM, keseimbangan jiwa, raga, dan harta ini harus disinergikan dengan core values aparatur sipil negara (ASN) BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Implementasi BerAKHLAK harus dicontohkan oleh pimpinan.
“Atasan harus bisa menjadi contoh perilaku organisasi,” tegasnya.
Tak hanya itu, untuk membentuk dan menguatkan budaya BerAKHLAK, semua lini dalam organisasi harus menaati etika yang telah ditetapkan sebagai landasan BerAKHLAK.
Etika ini harus sesuai dengan misi dan visi BPOM dan secara rutin dikomunikasikan secara terbuka agar semua jajaran BPOM memiliki etika yang sama.
Salah satu perilaku BerAKHLAK yang dibutuhkan saat ini adalah perilaku yang dilandasi kecerdasan finansial. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan mengembangkan kesadaran akan keuangan, hingga bisa menciptakan kondisi yang aman untuk pendapatannya dan berhasil pula menyiapkan perlindungan finansial yang baik buat dirinya.
Rahmat Ismail menyebutkan ada beberapa ciri kecerdasan finansial, di antaranya memiliki rencana anggaran yang baik dan memisahkan rencana keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Orang yang cerdas secara finansial juga membelanjakan uang secara bijaksana dalam arti mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan, serta menyisihkan uang untuk tabungan dan dana darurat.
Pada Kesempatan yang sama, M. Fajar Arifin dari Balai POM Surakarta menanyakan soal bagaimana agar bisa membedakan kebutuhan dan keinginan, serta solusi untuk memenuhi keinginan sebagai self-reward walau kondisi keuangan sedang seret.
“Dibuat garis demarkasi yang jelas antara kebutuhan dan keinginan. Akan berbahaya jika kebutuhan tidak terpenuhi, sementara keinginan masih bisa ditunda dan manageable,” tutur Rahmat Ismail saat menjawab pertanyaan yang diajukan.
Salah satu peserta, Maya Zulfa Kamila, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Leader Dialogue.
“Kegiatan hari ini sangat berarti karena memberikan pengetahuan dan insight baru kepada pegawai terkait bagaimana cara kecerdasan finansial masing-masing orang, yang ternyata berpengaruh besar dalam keseimbangan kesehatan jiwa dan tubuh pegawai,” tuturnya.
Maya Zulfa berharap kegiatan seperti ini selalu muncul dengan berbagai tema-tema baru yang menambah pengetahuan dan semangat-semangat baru bagi pegawai BPOM.
Tampak Sekretaris Utama BPOM Jayadi dan beberapa pimpinan tinggi pratama sebagai pimpinan perubahan hadir secara luring. Agen perubahan (agent of change/AoC) unit kerja pusat tahun 2025 juga turut hadir sebagai peserta Leader Dialogue hari ini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan