RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam untuk memberlakukan tarif sebesar 150 persen kepada anggota BRICS jika mereka mencoba menggantikan penggunaan dolar AS dengan mata uang lain.

Trump menyatakan bahwa ancaman ini berhasil membuat kelompok BRICS terpecah dan tidak berani menantang dominasi dolar AS dalam perdagangan global.

“Saya tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Kami belum mendengar kabar dari negara-negara BRICS akhir-akhir ini,” kata Trump, Kamis (20/2), melansir Reuters.

“Negara-negara BRICS berusaha menghancurkan dolar kita. Mereka ingin menciptakan mata uang baru. Jadi ketika saya menjabat, hal pertama yang saya katakan adalah, negara BRICS mana pun yang bahkan menyebutkan penghancuran dolar akan dikenakan tarif 150 persen. Kami tidak menginginkan barang mereka, dan kelompok BRICS langsung bubar,” lanjutnya.

Trump secara berulang kali telah mengancam akan memberlakukan tarif besar kepada negara-negara BRICS jika mereka mengeksploitasi mata uang baru.

Bahkan sebelum menjabat, Trump telah menekankan bahwa AS memerlukan jaminan dari negara-negara BRICS untuk tidak menciptakan atau mendukung mata uang alternatif yang dapat menggeser posisi dolar AS.

“Tidak ada kesempatan bagi BRICS untuk menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional atau di mana pun. Negara mana pun yang mencoba harus bersiap menghadapi tarif, dan ucapkan selamat tinggal pada Amerika!” tulis Trump di platform Trutch Social.

Baru-baru ini, Trump juga mengatakan negara-negara BRICS berisiko menghadapi tarif sebesar 100 persen bila mereka mencoba melakukan hal yang merugikan dolar. Ia juga menyatakan bahwa kelompok tersebut telah “mampus” sejak ancaman tersebut diungkapkan.

Trump juga menuduh bahwa BRICS dibentuk dengan motif yang tidak benar. Menurutnya, sejumlah negara anggota sebenarnya tidak tertarik untuk bergabung dalam kelompok tersebut.

“BRICS dibentuk untuk tujuan yang buruk, dan sebagian besar negara di dalamnya sebenarnya tidak menginginkannya. Mereka bahkan tidak mau membicarakannya sekarang karena takut. Saya bilang kalau mereka mau bermain dengan dolar, mereka akan dikenakan tarif 100 persen,” tutupnya.

Beberapa tahun terakhir, terutama Rusia dan China, negara-negara anggota BRICS telah berupaya menemukan alternatif selain dolar AS.

Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar dalam transaksi perdagangan dan sebagai cadangan mata uang.

Dengan ancaman tarif besar yang dilayangkan Trump, usaha BRICS untuk menciptakan mata uang baru menghadapi cobaan yang signifikan. Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari negara-negara BRICS terkait ancaman tersebut.