Dubes Kanada Dorong Pendidikan Vokasi dan Ekonomi Hijau di Sulsel
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Y.M. Jess Dutton, bertemu dengan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jufri Rahman, di Baruga Lounge, Kantor Gubernur, Selasa (25/2/2025).
Kunjungan Jess Dutton ke Sulawesi Selatan adalah untuk mengikuti serangkaian kegiatan di Kota Makassar, termasuk menjadi pembicara di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, melakukan pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulsel, bertemu dengan Kapolda Sulsel, hadir dalam kegiatan public hearing yang diadakan oleh Tim World Agroforestry International Center for Research in Agroforestry (ICRAF), dan berbagai kegiatan lainnya.
“Kami di sini bersama 21 staf dari Kedutaan Besar Kanada untuk memajukan hubungan Kanada dengan Sulawesi Selatan. Antara lain, programnya besok saya akan memberikan kuliah tamu di UIN Alauddin, saya juga baru bertemu dengan bapak Sekda. Kami juga akan mengadakan diskusi dengan KADIN dan APINDO dan juga melakukan serangkaian pertemuan dengan kepolisian dan militer,” katanya.
Terkait dukungan dari Pemerintah Kanada terhadap proyek pertumbuhan ekonomi hijau yang dikelola oleh ICRAF, Jess Dutton menjelaskan bahwa kondisi di Sulawesi Selatan dan masyarakatnya sangat mendukung pelaksanaan program tersebut.
“Selain kondisinya yang memungkinkan, masyarakatnya juga mendukung, kemudian kebutuhan yang cocok dengan proyek ICRAF ini, antara lain itulah sebabnya mengapa Sulsel terpilih,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Jufri Rahman mengungkapkan bahwa pertemuan ini sangat bermanfaat bagi Sulawesi Selatan dan Kanada.
Jufri menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menawarkan berbagai program kerja sama termasuk dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama melalui pendidikan vokasi atau keahlian.
“Tadi juga saya sudah menyampaikan apakah Kanada tidak bisa membuat semacam pelatihan untuk pendidikan vokasi bagi anak-anak yang putus sekolah? Sehingga meskipun mereka putus sekolah masih bisa diterima oleh pasar kerja,” ungkap Jufri Rahman.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan