RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) telah mengadakan Majelis Komunikasi dan Kuliah Umum.

Acara tersebut membahas tentang “Komunikasi Profetik di Era Digital: Inspirasi Ramadhan untuk Peradaban” dan dihelat di Auditorium Al-Jibra UMI, Senin (10/3/2025).

Pada kesempatan tersebut, Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (UNPAD), menjadi pembicara utama.

Dalam presentasinya, Prof. Deddy membahas pentingnya waktu dalam komunikasi dan bagaimana individu harus beradaptasi dengan teknologi pada zaman digital.

Menurut Prof. Deddy, waktu memiliki peranan penting dalam efektivitas penyampaian pesan.

“Komunikasi bukan hanya tentang isi pesan, tetapi juga kapan dan bagaimana pesan tersebut disampaikan,” kata Prof Deddy.

Ia juga menekankan, bahwa manusia memiliki tiga sikap terhadap teknologi: menerima dengan kritis, menolak perubahan, atau mengikut arus tanpa pertimbangan. Sikap yang optimal adalah menggunakan teknologi secara kritis untuk kebaikan bersama.

Sementara itu, Dr. Rusdiah M.Hum, Dekan Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi dan Pendidikan (FSIKP) UMI, yang membuka acara Majelis Komunikasi secara daring, memberikan apresiasi kepada Prodi Ilkom UMI atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

Sebagai pimpinan fakultas, beliau sangat senang melihat aktivitas akademik yang dilakukan oleh prodi di FSIKP yang membantu meningkatkan branding institusi.

“Seperti Majelis Komunikasi ini dengan menghadirkan Prof Deddy Mulyana. Dan apa yang dilakukan Prodi Ilmu Komunikasi ini patut diikuti oleh beberapa prodi lain yang ada di FSIKP UMI,” tuturnya.

Di kesempatan lain, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FSIKP UMI, Dr. Zelfia, S.IP., M.M., M.Sos.I., menegaskan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan ilmu komunikasi.

“Prodi hanya sebagai wadah, sementara ruang kolaborasi selalu terbuka untuk mahasiswa dan akademisi agar dapat saling bertukar ide,” katanya.

Salah satu langkah yang akan diambil pada tahun 2025 adalah pengembangan Sains Komunikasi atau studi komunikasi yang lebih mendalam.

Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap kajian komunikasi secara ilmiah dan aplikatif.

“Mahasiswa akan dilibatkan sebagai asisten sains yang tidak hanya mendalami komunikasi, tetapi juga bisa mengajar Al-Qur’an,” tambah Dr Zelfia.

Dr. Abd. Majid, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I FSIKP UMI, menegaskan bahwa majelis komunikasi ini merupakan kesempatan untuk refleksi akademik, terutama dalam menghadapi tantangan komunikasi di era digital.

“Era digital membawa tantangan dan peluang bagi dunia komunikasi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang komunikasi profetik dapat menjadi pedoman dalam membangun peradaban yang lebih baik,” ungkapnya.

Acara tersebut juga diikuti oleh dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMI. Mereka antusias berdiskusi mengenai penerapan komunikasi profetik dalam keseharian, terutama di bulan Ramadhan.

Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada Prof. Deddy mengenai berbagai isu komunikasi, termasuk etika komunikasi digital dan peran media sosial dalam membentuk opini publik.

Diskusi interaktif membahas nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan kesabaran dalam berkomunikasi, baik di dunia akademik maupun masyarakat umum.

Acara ditutup dengan sesi refleksi dan kesimpulan. Kesimpulannya, komunikasi di era digital harus berasaskan pada nilai-nilai kebaikan untuk memberi manfaat kepada masyarakat.

Sebagai penutup, kegiatan ini diakhiri dengan berbuka puasa bersama mahasiswa Ilmu Komunikasi UMI, serta sesi berbagi pengalaman dan diskusi santai.

Diharapkan melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya komunikasi profetik dalam membangun peradaban serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan akademik maupun profesional.

YouTube player