Lebaran Ulat
PENULIS: SYAMRIL, DIREKTUR SEKOLAH ISLAM ATHIRAH
Mari merenung sejenak, selepas puasa apakah lebaran kita tipe ular atau ulat? Ular dan ulat dalam fase hidupnya menjalani puasa. Namun terdapat perbedaan ‘hasil’ dari puasanya. Puasa ular hanya menghasilkan pergantian kulit. Ular karakternya tetap sama dengan sebelumnya. Tetap berbisa dan berbahaya bagi manusia.
Berbeda dengan ulat. Setelah puasa dalam kepompong, ulat berubah menjadi kupu kupu yang cantik. Tidak hanya secara fisik berubah juga karakternya. Jika saat masih berwujud ulat, ia adalah musuh tumbuh-tumbuhan karena memakan daun dengan sangat rakus. Namun setelah berubah menjadi kupu-kupu, ia menjadi sahabat tumbuh-tumbuhan karena membantu penyerbukan.
Puasa yang dijalani oleh umat Islam pada bulan Ramadhan ini juga bisa seperti ular atau ulat. Jika puasanya hanya sekadar ritual rutin belaka, saat lebaran hanya memakai baju baru tanpa ada perubahan akhlak yang lebih baik. Itu tipe puasa ular, lebarannya pun lebaran ular. Jadi hanya menggugurkan kewajiban saja, tidak mendapatkan pahala dan ampunan dari Allah SWT.
Lebaran tipe ulat diperoleh jika selama puasa juga melatih pembiasaan akhlaqul karimah. Seluruh panca indera, pikiran dan hati berpuasa dari dosa dan maksiat. Lalu memperbanyak amal shaleh melalui berbagi dan peduli kepada kaum dhuafa. Setelah selesai puasa, diharapkan menjadi karakter baik yang sudah menjadi kebiasaan baru. Maka itulah puasa tipe ulat karena berubah menjadi lebih baik. Lebarannya pun lebaran ulat.
Kebiasaan baik yang menjadi karakter, tidak akan bisa terwujud jika hanya karena dorongan kewajiban belaka. Akhlak yang baik akan kokoh tumbuh pada diri jika didasarkan pada kesadaran yang dibangun oleh iman dan ilmu. Iman berarti keyakinan yang kokoh khususnya pada Allah dan Hari Akhir.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan