Amran juga melaporkan bahwa harga gabah kini telah mencapai Rp6.500 per kilogram, yang menjadi kabar gembira bagi petani. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan ini telah meningkatkan kesejahteraan petani, dengan 100 juta petani mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada Presiden atas kebijakan yang pro terhadap sektor pertanian.

“Ada 100 juta petani yang menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden. Mereka juga mengapresiasi kebijakan pupuk yang kini jauh lebih sederhana. Dulu harus ditandatangani oleh 12 Menteri, 38 Gubernur, dan 500-an kepala daerah. Sekarang, berkat Inpres yang Bapak tandatangani, distribusi pupuk bisa langsung dari Kementan ke pabrik, lalu ke kelompok tani. Ini adalah revolusi di sektor pertanian,” jelas Amran, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin tersebut.

Mentan juga melaporkan bahwa program pompanisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air untuk pertanian, telah berhasil meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa hingga 2,8 juta ton, meskipun kondisi cuaca tengah dilanda krisis El Nino.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah nasional pada periode Januari-Maret 2025 telah mencapai 52 persen dari total target tahunan, menunjukkan pencapaian yang sangat menggembirakan.

Selain itu, Mentan Amran juga memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh Bulog dalam menyerap hasil gabah dari petani. Ia mengungkapkan bahwa serapan gabah oleh Bulog meningkat secara signifikan, dari hanya 35.000 ton menjadi 800.000 ton, berkat kerja keras jajaran Bulog yang terus turun langsung ke lapangan.

“Serapan Bulog meningkat 2.000 persen. Dulu hanya 35.000 ton, sekarang mencapai 800.000 ton. Ini berkat kerja keras jajaran Bulog, termasuk Komisaris Utama dan Pak Wamentan yang terus turun tangan langsung,” kata Amran.