Oleh: Pengajar Universitas Islam Makassar, Anil Hukma

Sejatinya dapat dikatakan semua tulisan yang ada dalam buku ini merupakan perekat waktu. Kerja kerja jurnalistik yang ditulis sesungguhnya adalah merekam mosaik peristiwa yang terbagi menjadi peristiwa keseharian dan peristiwa formal. Dalam keseharian waktu biasanya dipersepsi menggunakan istilah yang mengandung makna temporalitas, seperti masa lalu, masa kini dan masa depan. Waktu dipahami secara durasional atau sekuansial untuk memudahkan persepsi seseorang kronologis. mengabstrasikan peristiwa sehari hari secara

Secara faktual Fiam Mustamin adalah sosok kreatif yang menyatukan tiga gabungan waktu diatas lewat kata dan tulisan tulisan sehingga menjadi saksi banyak peristiwa yang terjadi baik local, nasional dan internasional.

Kekhasan dari halaman halaman buku ini yang mengutip petuah petuah bijak leluhur dalam bahasa aslinya dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi daya tarik tersendiri, karena ini juga adalah bentuk pengawetan akan budaya dan tradisi dimana kita akui bahwa bahasa daerah dari waktu ke waktu tergerus dengan tidak adanya generasi penerus yang memakai bahasa tersebut dalam komunikasi keluarga. Namun syukurlah masih ada paguyuban KKSS yang menjadi wadah untuk aksi aksi komunikasi personal dalam mempertahankan kekhasan budaya dan tradisi terutama dari segi bahasa local.

Kemudian fungsi pewarisan social. Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik dan mempersuasi masyarakat. Dengan mewariskan suatu ilmu, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Hal tersebut tergambar dari teks yang banyak mengutif pesan dan hikmah turiolo yang menggambarkan tentang kearifan dan kebijaksanaan orang orang Sulawesi Selatan. Terutama tulisan pada bagian Dua Adab dan Peradaban, Bagian Empat: Ritual Perjalanan dan Ziarah Kelampauan serta Bagian Enam Merajut Kearifan Lokal dan Keadaban Warga.