Bakteri seperti Vibrio parahaemolyticus atau toksin alami dari ikan tertentu bisa membuat sistem pencernaanmu kacau balau. Diare parah, keringat dingin, hingga tubuh lemas seperti mau pingsan adalah sinyal bahayanya. Kalau gejala ini muncul, jangan hanya mengandalkan istirahat di rumah—bisa-bisa dehidrasi berat menyerangmu sebelum sempat mencari bantuan.

4. Kulit Melepuh Setelah Berenang di Laut

Setelah puas berenang, tubuhmu terasa gatal tak tertahankan. Muncul bintik-bintik merah, bahkan melepuh kecil di bawah pakaian renangmu. Ini bukan sekadar alergi biasa. Fenomena “sea bather’s eruption” akibat paparan larva ubur-ubur mikroskopis atau mikroorganisme laut adalah mimpi buruk yang tersembunyi di balik air biru jernih.

Biasanya rasa gatal makin menjadi saat tubuh mengering. Garukan malah memperburuk luka, membuka jalan bagi infeksi kulit. Makanya, setelah berenang di laut, jangan lupa segera bilas seluruh tubuhmu dengan air bersih dan perhatikan setiap reaksi kulit sekecil apa pun.

5. Nafas Terasa Berat di Tengah Udara Laut

Kamu mungkin mengira udara laut yang asin itu selalu menyehatkan. Tapi di Anambas, kelembaban tinggi bisa jadi sarang ideal untuk jamur dan bakteri mikroskopis. Kalau kamu merasa batuk kering tak kunjung reda, disertai sesak napas, dada berat seperti ditekan beban, itu tanda tubuhmu memberi alarm keras.

Infeksi saluran pernapasan akibat Aspergillus atau bakteri pesisir lainnya bisa dengan cepat memperparah kondisi paru-parumu. Tanpa pengobatan, batuk itu bisa berujung komplikasi serius seperti infeksi paru-paru kronis. Jangan biarkan sesak napas itu menjadi bagian dari keseharianmu. Segera cari bantuan medis sebelum semuanya terlambat.