Beli obat online emang praktis banget, apalagi buat kamu yang sibuk dan gak sempat ke apotek. Tapi, di balik kemudahan itu, ada jebakan berbahaya yang kadang gak disadari banyak orang. Salah pilih, kamu bisa aja dapat obat palsu, kedaluwarsa, bahkan yang membahayakan nyawa. Terlebih buat kamu, warga Bandung, yang makin akrab dengan layanan digital, penting banget buat tahu risiko dan cara aman saat belanja obat secara online. Karena satu kesalahan kecil bisa berujung fatal.

Sebelum lanjut, kalau kamu butuh referensi terpercaya seputar dunia farmasi di Bandung, jangan ragu cek pafibandungkab.org. Di sana, banyak info yang bisa jadi pegangan biar kamu gak salah langkah.

1. Asal Pilih Toko Tanpa Cek Legalitas

Banyak orang langsung klik beli begitu lihat harga murah tanpa mikir panjang. Padahal, gak semua toko obat online itu resmi dan berizin. Ada banyak situs atau akun abal-abal yang jual obat ilegal, bahkan campuran zat berbahaya. Di dunia online, gak semua yang tampilannya profesional itu aman. Kamu harus pastiin toko itu punya izin dari BPOM atau minimal terdaftar di Kementerian Kesehatan. Kalau nggak, bisa-bisa kamu malah konsumsi obat yang gak jelas asal-usulnya.

Ada kasus nyata di Bandung, di mana seorang warga beli obat diet lewat online shop yang tampak meyakinkan. Tanpa tahu, obat itu ternyata mengandung zat berbahaya yang dilarang BPOM. Akibatnya? Bukan berat badan turun, malah harus dirawat intensif di rumah sakit.

2. Gak Membaca Keterangan Produk Secara Detail

Saking ngebetnya mau cepat sembuh atau butuh obat tertentu, banyak yang malas baca deskripsi produk. Cuma lihat nama dan harga, langsung checkout. Ini bahaya banget, lho. Karena informasi kayak komposisi, dosis, efek samping, dan kontraindikasi itu krusial buat kamu ketahui.

Misal, ada obat antibiotik yang harus habis dalam sekali siklus penggunaan. Kalau kamu gak tahu aturan pakainya, bisa berujung ke resistansi antibiotik — kondisi di mana tubuhmu kebal terhadap obat tersebut. Di Bandung sendiri, angka resistansi antibiotik mulai mengkhawatirkan, salah satunya karena penggunaan obat sembarangan dari platform online.

3. Tergoda Diskon Gila-Gilaan

Siapa sih yang gak suka diskon? Tapi khusus buat obat, harga miring justru harus bikin kamu lebih curiga. Obat bukan barang fashion yang bisa obral besar-besaran. Kalau ada toko yang kasih harga jauh di bawah pasaran, apalagi tanpa sertifikasi jelas, itu tanda bahaya.

Ada cerita tentang seorang ibu muda di Cimahi yang beli suplemen vitamin lewat promo diskon 70%. Ternyata, isi botolnya beda dengan yang tertera di label. Bukannya sehat, dia malah mengalami reaksi alergi parah dan harus dirujuk ke IGD. Murah memang menggoda, tapi keselamatanmu gak pernah bisa ditukar dengan harga diskon.

4. Tidak Konsultasi dengan Tenaga Kesehatan

Salah satu kesalahan terbesar adalah beli obat tanpa konsultasi dulu. Kadang karena merasa “cuma butuh obat flu biasa”, kamu mengira semua flu itu sama. Padahal, gejala mirip bisa disebabkan oleh banyak hal berbeda. Tanpa diagnosis yang tepat, obat yang kamu beli bisa aja salah sasaran.

Di Bandung, kasus self-medication atau pengobatan mandiri yang salah mulai banyak ditemukan, apalagi setelah pandemi. Banyak orang yang meremehkan pentingnya konsultasi dengan apoteker atau dokter. Padahal, beberapa jenis obat — termasuk obat flu atau batuk — bisa punya efek samping berbahaya kalau dikonsumsi asal-asalan.

Coba biasakan, sebelum klik beli, kamu tanya dulu ke tenaga kesehatan. Sekarang banyak layanan konsultasi online yang bisa kamu manfaatkan. Gak perlu malu atau gengsi, karena ini soal kesehatanmu sendiri.

5. Abaikan Review dan Rating Toko

Satu hal kecil tapi vital yang sering di-skip: baca review pembeli lain. Review itu ibarat alarm. Kalau banyak komentar negatif tentang kualitas produk, pengiriman, atau layanan purna jual, itu pertanda kamu harus mundur pelan-pelan.

Salah satu kasus di Bandung Barat, seorang mahasiswa membeli obat jerawat lewat e-commerce besar. Karena males baca review, dia gak sadar banyak yang ngeluh soal produk palsu. Setelah dipakai, jerawatnya malah makin parah dan meninggalkan bekas yang butuh perawatan mahal untuk dihilangkan.

Jadi, jangan cuma lihat bintang lima di profil toko. Luangkan waktu buat baca pengalaman orang lain. Ini bakal jadi tameng terkuatmu buat menghindari penipuan atau produk bermasalah.