RAKYAT.NEWS, DENPASAR – Pulau Bali mengalami pemadaman listrik total selama hampir 12 jam pada Jumat (2/5/2025) mulai pukul 16.00 WITA. Insiden ini menyebabkan gangguan signifikan terhadap aktivitas masyarakat, pariwisata, dan sektor ekonomi.

Menurut PT PLN (Persero), pemadaman disebabkan oleh gangguan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Jawa Timur, yang berdampak pada kabel bawah laut penghubung sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Akibatnya, pasokan daya sebesar 270 MW ke Bali terputus, menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan beban di sistem kelistrikan Bali. Hal ini memicu penurunan frekuensi listrik di luar batas aman, sehingga seluruh pembangkit, baik milik PLN maupun swasta, secara otomatis melepaskan diri dari jaringan untuk menjaga keselamatan unit.

PLN menegaskan bahwa pemadaman ini bukan disebabkan oleh serangan siber atau sabotase, melainkan murni gangguan teknis pada sistem penyaluran listrik.

Dampak dan Pemulihan

Pemadaman listrik ini berdampak luas, termasuk pada sektor pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Gangguan pada sistem pembayaran elektronik dan lampu lalu lintas menyebabkan kemacetan dan kesulitan dalam transaksi, memperparah dampak ekonomi.

PLN mengerahkan ratusan personel untuk memulihkan pasokan listrik. Dalam waktu 30 hingga 45 menit setelah kejadian, pasokan listrik mulai kembali secara bertahap. Hingga tengah malam, sekitar 90 persen pelanggan yang terdampak telah berhasil dipulihkan, termasuk layanan umum seperti rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan pusat keramaian.

Permintaan Maaf dan Evaluasi

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan mengapresiasi kesabaran serta pengertian pelanggan selama proses pemulihan. PLN berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperkuat sistem kelistrikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.