JSKK Tolak Arema Kembali ke Stadion Kanjuruhan : Sangat Menyakiti Hati
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Keluarga korban tragedi Kanjuruhan menyampaikan pernyataan sikap menyusul kembalinya Arema FC bermain di Stadion Kanjuruhan dalam lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia. Arema FC menjamu Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan pada Minggu (11/5) sore.
Ini menjadi laga kandang perdana mereka di stadion tersebut sejak tragedi kelam yang terjadi pada Oktober 2022, yang menewaskan ratusan suporter dan menjadi salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah sepak bola nasional.
Kembalinya Arema FC ke Stadion Kanjuruhan memicu reaksi dari keluarga korban. Mereka yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan (JSKK) menyatakan penolakan atas keputusan tersebut.
Salah satu perwakilan keluarga korban, Rizal Putra Pratama, menyampaikan bahwa sebelum mengutarakan sikap, pihaknya terlebih dahulu ingin menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, terutama warga Malang Raya.
“Kami dengan rendah hati pertama-tama ingin mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh publik terkhusus seluruh warga Malang Raya atas penyampaian sikap yang akan kami ambil,” kata salah satu keluarga korban Rizal Putra Pratama melalui pernyataannya.
JSKK menilai bahwa pelaksanaan pertandingan di Stadion Kanjuruhan belumlah pantas dilakukan, khususnya karena keluarga korban masih berjuang mendapatkan keadilan atas tragedi yang merenggut nyawa orang-orang terkasih mereka.
Menurut mereka, hal tersebut merupakan luka yang belum sembuh dan keputusan ini hanya memperdalam rasa sakit.
“Kami keluarga Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan JSKK berpandangan bahwa tidak sepatutnya pertandingan tersebut digelar di Stadion Kanjuruhan terutama di tengah kondisi keluarga korban masih kesulitan mencari dan mendapatkan keadilan. Hal ini tentu tentu sangat menyakiti hati,” ucapnya.
Rizal juga menyoroti rencana manajemen Arema FC yang menyatakan akan memberikan 3 persen keuntungan dari penjualan tiket laga kepada keluarga korban. Ia menegaskan bahwa rencana ini tidak menyentuh akar persoalan dan bukan bentuk keadilan yang sesungguhnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan