RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Malam pentas musik Barong’s Band Milenial di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat malam (9/5/2025), menjadi ajang nostalgia sekaligus apresiasi atas kiprah Eros Djarot sebagai seniman legendaris Indonesia.

Pertunjukan yang menghadirkan semangat musik lintas generasi ini disambut antusias ratusan penonton dari berbagai kalangan, termasuk para tokoh nasional, musisi senior, dan pejabat negara.

Dalam pertunjukan yang berlangsung selama dua jam itu, atmosfer GKJ dipenuhi energi kolaborasi antara musisi muda dan para pelaku seni senior. Sejumlah tokoh ternama tampak hadir, antara lain Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Setiawan Djodi, Keenan Nasution, Candra Darusman, Marini Sardi, serta sang penggagas Barong’s Band sendiri, Eros Djarot.

Tak hanya itu, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, anggota DPR dan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, anggota DPR sekaligus penyanyi Once Mekel, cendekiawan Hamid Basyaib, hingga pengamat pendidikan Ki Dharmaningtyas turut menyaksikan pentas bersejarah tersebut.

Barong’s Band sendiri merupakan grup musik yang dibentuk oleh Eros Djarot pada era 1970-an saat ia berada di Jerman. Terakhir kali grup ini tampil di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1975. Kini, semangat grup tersebut dihidupkan kembali dalam format baru melalui Barong’s Band Milenial, dengan formasi yang diisi oleh para musisi muda berbakat.

Wamen Viva Yoga Mauladi yang hadir sejak awal hingga pertunjukan berakhir menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif kebangkitan Barong’s Band. Ia menilai Eros Djarot bukan hanya sekadar musisi, tetapi juga tokoh budaya yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia seni, politik, dan pers.

“Saya kenal dengan Mas Eros sudah lama, tidak hanya sebagai sahabat dalam dunia politik, tapi juga karena kami sama-sama mencintai musik dan seni. Persahabatan dan rasa hormat saya terhadap karya-karyanya membuat saya hadir malam ini di GKJ,” ujar Viva Yoga.

Menurutnya, kemunculan kembali Barong’s Band menjadi bukti bahwa semangat berkesenian Eros Djarot tidak pernah padam, meskipun dirinya kini lebih banyak berkiprah di ranah politik dan media. “Banyak sekali bakat, talenta, dan semangat yang dimiliki Mas Eros. Ia tetap produktif meski sudah tidak muda lagi,” katanya.

Dalam pertunjukan itu, Eros Djarot tidak hanya tampil sebagai musisi, tetapi juga menyisipkan pesan-pesan kebangsaan, demokrasi, antikorupsi, serta nilai-nilai etik dan spiritualitas. “Mas Eros menekankan pentingnya kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Ia tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik lewat musik,” ujar Viva Yoga.

Ia juga mengapresiasi kolaborasi lintas generasi yang ditampilkan dalam konser tersebut. Baginya, kemampuan Eros Djarot berkolaborasi dengan para milenial menunjukkan pentingnya regenerasi dalam dunia seni. Anak-anak muda diajak untuk mencintai karya-karya bermutu dari masa lalu, sekaligus menjadi bagian dari pelestarian budaya musik Indonesia.

“Lagu-lagu ciptaan Mas Eros seperti Selamat Tinggal Kekasih dan Pelangi, yang dibawakan Once Mekel malam ini, tetap terasa segar dan menyentuh, padahal lagu-lagu itu hits di era 1970–1980-an,” ungkapnya.

Viva Yoga berharap semangat Eros Djarot yang tak kenal lelah dalam berkarya bisa menjadi inspirasi bagi para seniman muda Indonesia. “Perlu ketelatenan dan kesabaran untuk menghasilkan karya yang monumental. Mas Eros telah membuktikan hal itu dengan dedikasi panjangnya di dunia musik dan budaya,” pungkasnya.

Pentas Barong’s Band Milenial malam itu bukan sekadar konser musik, tetapi juga perayaan atas ketekunan berkesenian, dialog lintas generasi, dan panggilan untuk tetap setia pada idealisme berkarya di tengah arus zaman. GKJ menjadi saksi bahwa semangat berkesenian sejati tak pernah lekang oleh waktu. (*)