RAKYAT NEWS, JAKARTA – Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK, membagikan pengalamannya dalam memimpin negara saat menghadapi berbagai krisis, termasuk saat konflik Poso, Ambon, dan Aceh, serta krisis ekonomi pada 1998 dan 2008.

Ia juga menyinggung kebijakan kontroversial Presiden Amerika Donald Trump yang dinilai berani namun keliru, sebagai pelajaran bagi pemimpin dalam mengambil keputusan di masa sulit.

Dia menegaskan seorang pemimpin harus berani mengambil kebijakan yang cepat dan tepat saat negara menghadapi badai atau krisis. Jika tidak, maka sebuah negara bisa menjadi kacau dan persoalannya tidak pernah selesai.

“Seorang pemimpin harus segera mengambil kebijakan secara cepat dan tidak keliru. Jika keliru, maka persoalan negara tidak akan selesai,” kata JK saat memberikan Kuliah Umum MEET THE LEADERS “LEADING THROUGH THE STORM: RESILIENT LEADERSHIP IN TIME OF CRISES ” di Auditorium Benny Subianto, Universitas Paramadina, Trinity Tower Lt. 45. Jln.HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, sabtu (24/05/2025).

Kecepatan mengambil kebijakan, lanjut JK, tidak didasari asal berani begitu saja. Melainkan membutuhkan kejelian serta betul-betul memahami akar persoalan badai yang sedang dihadapi.

“Mengambil kebijakan dan keputusan harus punya dasar yang kuat, harus bermanfaat untuk masyarakat banyak serta memiliki pengetahuan yang luas tentang akar masalahnya,” tambah JK lagi.

“Hal itu penting agar pengambilan keputusan itu berani tapi tidak keliru,” imbuhnya.

Ia mencontohkan kebijakan Presiden Amerika Donald Trump yang juga dikenal dengan Tarif Trump. JK menilai kebijakan tersebut berani namun keliru dan tidak memahami persoalan sebenarnya.

“Tanpa sadar, Tarif Trump justru merugikan rakyat dan pengusaha Amerika Sendiri karena rakyat Amerika akan membeli barang-barang impor lebih mahal. Begitulah sebuah kebijakan yang diambil tanpa mengetahui persoalan sebenarnya,” beber JK lagi.

YouTube player