Cania Citta Kupas Buku “Makanya, Mikir!” di MIWF 2025: Ajakan Mengenal Kerangka Berpikir
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025 yang mengusung tema “Land and Hand” kembali menghadirkan diskusi inspiratif yang menggabungkan dunia literasi, pemikiran kritis, dan kekuatan media sosial.
Salah satu sesi yang menarik perhatian pengunjung festival kali ini adalah hadirnya Cania Citta, penulis dan penggiat media sosial yang juga dikenal sebagai pendiri Malaka Project.
Dalam sesi diskusi yang berlangsung di Fort Rotterdam, Kota Makassar, Kamis (29/5/2025), Cania membahas lebih dalam mengenai buku karyanya yang berjudul Makanya, Mikir! yang ia tulis bersama rekannya, Abigail Limuria.
Buku tersebut merupakan upaya untuk memperkenalkan kerangka berpikir dasar kepada khalayak luas, khususnya dalam bahasa Indonesia.
“Jadi kalau sumber berbahasa Inggris itu sebenarnya banyak isinya kayak gini, jadi isinya itu tentang referensi bagaimana kita berfikir,” kata Cania dalam wawancara eksklusif dengan Rakyat.News.
“Sedangkan buku bahasa Indonesia setau aku ya, ga ada. Jadi ini bisa dibilang buku pertama berbahasa Indonesia yang ngomongin kerangka berfikir,” tambahnya.
Cania, lulusan Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa meski bukunya tidak mengangkat tema-tema populer seperti keuangan atau fiksi, justru keberadaannya penting karena menyasar aspek fundamental yang dibutuhkan oleh semua orang: cara berpikir.
“Mungkin banyak orang yang bakal bertanya buku ini buat apa dan buat siapa, karena ini bukan buku yang ada topik jelas kayak keuangan, novel. Namun buku ini justru buat semua orang terlepas dari latar belakangnya apa, mau belajar apa, ya harusnya itu bakal menjadi pondasi, karena yang dibicarakan dalam buku ini adalah cara berfikirnya itu sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, Makanya, Mikir! hadir sebagai panduan bagi pembaca yang sering kebingungan dalam mengambil keputusan atau menimbang pilihan hidup.
“Nah buku ini sebenarnya ngenalin cara-cara berfikir paling dasar untuk menjawab hal-hal yang paling dasar banget, misalnya kita ingin memilih sesuatu cara berfikirnya bagaimana sih, kayak aku diberi pertanyaan, aku mendingan kuliah atau kerja, atau aku mendingan tetap sama pacar aku yang toxic ini tapi aku nikah lalu aku nikah atau aku ulang lagi dari nol tapi aku cari pacar lagi,” ungkapnya.
Cania menyebut bahwa pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap ia terima melalui fitur question box di media sosialnya. Hal itu menjadi salah satu motivasi utama di balik penulisan buku tersebut.
“Pertanyaan-pertanyaan seperti ini itu banyak banget masuk ke question box aku, dan aku bersama dengan parnert menulis aku dalam buku ini, kita berfikir bahwa banyak orang belum punya kerangka berfikir untuk memproses pilihan-pilihan itu tadi, jadi kalau dapat informasi itu belum tau informasi harus diapaain itu, nah buku ini itu ngasih yang mendasar banget tentang itu,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa buku ini mengajarkan pembaca untuk membedakan informasi berdasarkan sifatnya, baik itu fakta, opini, atau data.
“Yang ngebedain oh ini informasi yang ngomongin fakta, ini informasi ngomongin orang yang berbeda, ini informasi ga bisa terserah kita sendiri, harus ngikutin datanya gimana,” kata Cania.
“Jadi kalau menurut saya buku ini sebenarnya adalah melengkapi buku-buku yang sudah ada,” tambahnya.
Cania mengaku senang bisa menjadi bagian dari MIWF 2025 dan menyatakan kekagumannya terhadap penyelenggaraan acara tahunan tersebut.
“Senang banget bisa diundang dan ikutan di MIWF 2025, dan aku sendiri baru tau ada acara tahunan ini, bagus banget tempatnya dan senang banget berkesempatan untuk bisa terlibat dalam acara ini,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa ajakan untuk bergabung dalam festival datang dari penerbit buku tersebut. Kesempatan tersebut disambutnya dengan antusias.
“Aku sendiri dikabarin dari penerbit buku ini untuk mau gak ikut acara (MIWF) ini, dan aku lihat of course bagus banget acara ini, senang sekali tentunya bisa ke sini, mudah-mudahan acara ini dan aku juga bisa menyenangkan untuk suksesi acara ini di berbagai sesi,” tutup Cania. (Farez)

Tinggalkan Balasan