Penulisl: Syamril

Pada hari yang istimewa ini mari renungi hikmah dan makna Idul Adha atau Idul Qurban agar memberi bekas kepada jiwa melalui peningkatan iman, takwa, amal saleh dan akhlaqul karimah.

Menurut Ust. Adi Hidayat, ada dua kata yang perlu dipahami yaitu idul dan qurban. Id artinya kembali ke asal mula. Tahun lalu idul adha, tahun ini kembali lagi idul adha. Jika dimaknai lebih mendalam bisa juga kembali kepada Pencipta yaitu Allah. Suatu saat kita semua akan meninggal dunia dan kembali kepada Allah.

Hal yang perlu diperhatikan yaitu kondisi saat kembali. Apakah husnul khotimah dan nafsul muthmainnah sehingga kembali dalam ridha, rahmat dan ampunan Allah. Firman Allah “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai. Masuklah dalam golongan hamba-Ku, dan masuklah dalam surga-Ku”.

Kata kedua yaitu qurban yang artinya menjadi semakin dekat. Bukankah setiap hari kita mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah khusus dan sosial? Khusus di bulan Dzulhijjah dari tanggal 1 – 10 kita beribadah lebih intensif agar semakin dekat kepada Allah. Jadi idul qurban bukan hanya kembali shalat id tapi semakin dekat kepada Allah.

Pada momentum Idul Adha ini mari renungi peristiwa haji dan qurban. Inti ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Saat mendengarkan khutbah ibaratkan sedang wukuf di Padang Arafah. Mari renungi perjalanan hidup selama ini. Dari usia yang Allah berikan, berapa lama yang telah diisi dengan amal saleh. Jika masih banyak kesalahan segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Cari akar masalah mengapa masih banyak berbuat salah.

Selepas wukuf jamaah haji pergi ke Muzdalifah dan lanjut ke Mina melempar jumrah Aqabah di tanggal 10 Dzulhijjah. Jumrah aqabah adalah simbol hawa nafsu yang membuat manusia berbuat salah. Hancurkan itu semua dengan lemparan batu atas nama Allah. Hal ini sejalan dengan makna dan hikmah penyembelihan hewan qurban yaitu memotong semua sifat kebinatangan seperti serakah, amarah, sombong, dengki, iri hati. Jika hawa nafsu bisa dikendalikan maka muncul sifat takwa yang cenderung kepada kebaikan.

Penyembelihan hewan qurban berawal dari mimpi Nabi Ibrahim a.s di mana Allah memerintahkannya menyembelih anaknya Ismail. Disampaikannya mimpi itu ke anaknya dan Ibrahim minta pendapat Ismail. Luar biasa jawaban Ismail. Dia meminta bapaknya menjalankan perintah Allah dan berharap semoga dia termasuk golongan orang-orang sabar.

Hikmah dari kisah ini bahwa Nabi Ibrahim a.s, Ismail dan juga istrinya Siti Hajar adalah orang-orang saleh dan salehah karena punya iman, sabar, tawakkal, ridha dan ikhlas. Iman membuat mereka patuh, tunduk dan taat menjalankan perintah Allah tanpa syarat, termasuk perintah menyembelih anak kesayangan semata wayang yang ditunggu hampir 100 tahun.

Sabar menjalankan perintah dengan penuh tawakkal, ridha dan ikhlas. Ternyata perintah itu hanya ujian dari Allah. Apakah Ibrahim tetap lebih cinta kepada Allah daripada cinta kepada Ismail? Ibrahim lulus ujian dan Ismail diganti dengan domba besar. Demikianlah awal mula penyembelihan hewan qurban.

Sebab peristiwa itu Ibrahim a.s digelari Allah sebagai kholilullah, kekasih Allah. Allah mencintainya karena keimanannya yang luar biasa. Mencintai Allah melebihi cinta kepada anaknya Ismail.

Semoga momentum Idul Adha ini membuat kita juga dapat meraih cinta Allah melalui muhasabah diri, taubatan nasuha dan bertekad patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Aamiin. Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H.

Makassar, 6 Juni 2025 atau 10 Dzulhijjah 1446.

YouTube player