RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Stasiun Bekasi terus memperkuat perannya sebagai simpul transportasi strategis di wilayah Jabodetabek. Selain melayani keberangkatan dan kedatangan kereta api jarak jauh (KAJJ), stasiun ini juga menjadi titik integrasi penting yang mendukung mobilitas masyarakat menuju berbagai kota tujuan di Jakarta dan sekitarnya.

Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bekasi Timur, Jawa Barat, Stasiun Bekasi berdiri pada ketinggian ±19 meter di atas permukaan laut. Lokasinya yang strategis menjadikannya salah satu pilihan utama bagi penumpang, baik untuk perjalanan antarkota maupun kebutuhan komuter harian.

Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menyampaikan bahwa Stasiun Bekasi kini tercatat sebagai stasiun dengan volume penumpang KAJJ tertinggi ketiga setelah Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir.

“Dalam lima bulan terakhir, tercatat sebanyak 472.872 pelanggan KAJJ naik atau berangkat dari Stasiun Bekasi. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap Bekasi sebagai stasiun alternatif keberangkatan,” ujar Ixfan.

Saat ini, Stasiun Bekasi melayani hingga 436 perjalanan KA per hari. Rinciannya, 73 perjalanan KAJJ dari arah Jakarta, 61 perjalanan KAJJ menuju Jakarta, dan sisanya merupakan perjalanan KA Commuter Line. Dengan dukungan delapan jalur kereta api—empat untuk KAJJ dan empat untuk KA Commuter Line—Stasiun Bekasi memiliki kapasitas dan fleksibilitas operasional yang kuat untuk melayani pergerakan penumpang secara optimal.

Sebagai stasiun integrasi, Stasiun Bekasi tidak hanya menghubungkan layanan KAJJ dan KA Commuter Line, tetapi juga memudahkan akses ke moda transportasi lain, seperti LRT Jabodebek.

Penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan dapat transit ke Stasiun Jatimulya atau Stasiun Bekasi Barat, yang keduanya dapat dijangkau dengan angkutan umum dari Stasiun Bekasi.

“Pilihan integrasi dengan dua stasiun LRT tersebut menjadikan Stasiun Bekasi semakin fleksibel dan terjangkau bagi penumpang dari berbagai arah,” tambah Ixfan.