RAKYAT NEWS, JAKARTA – Serangan rudal terbaru dari Iran yang menghantam sebuah rumah sakit di Israel selatan memicu kemarahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Namun, menurut otoritas Iran, sasaran utama serangan tersebut bukanlah fasilitas kesehatan, melainkan pangkalan militer dan pusat intelijen Israel yang terletak di sekitar lokasi rumah sakit tersebut. Insiden ini semakin memanas di tengah ketegangan yang sudah berlangsung lama antara kedua negara.

Laporan menyebutkan bahwa rumah sakit di Israel selatan serta dua kota yang berada di dekat Tel Aviv menjadi sasaran serangan rudal Iran pada Kamis (18/6).

Tim penyelamat Israel menginformasikan bahwa setidaknya 47 orang mengalami luka-luka akibat serangan-serangan tersebut.

“Target utama serangan itu adalah Pangkalan Intelijen dan Komando Angkatan Darat Israel (IDF C4I) dan Kamp Intelijen Angkatan Darat di Gav-Yam Technology Park, yang terletak di sekitar Rumah Sakit Soroka,” kata kantor berita pemerintah Iran, IRNA, dilansir AFP, Kamis (19/6/2025).

Disebutkan bahwa rumah sakit tersebut “hanya terkena dampak ledakan”, serta bahwa “target langsung dan tepatnya” adalah fasilitas militer.

Menanggapi insiden itu, PM Benjamin Netanyahu mengungkapkan kemarahannya. Ia menyampaikan ancaman bahwa Iran akan “membayar harga yang mahal” atas serangan tersebut.

“Pagi ini, para diktator teroris Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka di Beer Sheva dan ke warga sipil di pusat negara. Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar harga yang mahal,” tulis Netanyahu dalam sebuah posting di media sosial X, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025).

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Sharren Haskel, menyebut serangan rudal Iran yang menghantam rumah sakit itu sebagai aksi yang “disengaja” dan “kriminal”.