Jeneponto Luncurkan Kompetisi Inovasi Daerah 2025, Wabup Islam Iskandar Tegaskan Komitmen Transformasi Pelayanan Publik
RAKYAT NEWS, JENEPONTO — Pemerintah Kabupaten Jeneponto resmi meluncurkan Kompetisi Inovasi Daerah (KID) 2025 sebagai upaya strategis untuk mendorong percepatan transformasi pelayanan publik serta tata kelola pemerintahan yang lebih adaptif, responsif, dan solutif.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi resmi yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Jeneponto dan dibuka langsung oleh Wakil Bupati Jeneponto, Islam Iskandar, SH, pada Selasa (1/7/2025).
Kompetisi ini digagas oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda Jeneponto bekerja sama dengan LSM Pattiro Jeka dan Tim Pendamping Inovasi Daerah. Program ini menyasar seluruh Perangkat Daerah, Camat, Puskesmas, serta pemangku kepentingan lainnya agar turut ambil bagian dalam merancang dan menerapkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Islam Iskandar menekankan bahwa inovasi telah menjadi kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan pembangunan modern yang semakin kompleks.
“Inovasi adalah fondasi utama menuju kemajuan. Lewat kompetisi ini, kita ingin menciptakan ruang bagi ide-ide segar yang lahir dari lapangan, dari mereka yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Harapannya, lahir solusi konkret yang memperkuat pelayanan publik kita,” ujar Islam Iskandar.
Ia juga menyoroti keberhasilan Kabupaten Jeneponto yang pada tahun ini berhasil meloloskan empat inovasi daerah ke tahap administrasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kemenpan-RB.
“Ini adalah pencapaian yang patut kita banggakan. Namun, capaian ini juga harus menjadi pemicu semangat bagi seluruh perangkat daerah untuk terus melahirkan inovasi yang relevan, berkelanjutan, dan berorientasi pada hasil,” tambahnya.
Wakil Bupati juga menginstruksikan agar seluruh jajaran birokrasi, termasuk OPD, camat, kepala desa, dan puskesmas, aktif mengikuti KID 2025. Ia menegaskan bahwa inovasi tidak selalu berarti digitalisasi, melainkan juga bisa dalam bentuk metode kerja, pola layanan, atau pendekatan sosial yang berdampak langsung pada masyarakat.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan