Wujudkan Ketahanan Pangan, Pengamat: Pembangunan Pertanian dan Perikanan Berbasis Teknologi
Ketiga, Pengelolaan dan Pemantauan Sumber Daya Laut. Hal ini meliputi penggunaan “satelit dan drone” yang memantau kesehatan ekosistem laut (terumbu karang, mangrove), mendeteksi perubahan suhu permukaan laut, dan mengawasi kawasan konservasi. Serta “big data & AI” untuk konservasi yang menganalisis data besar untuk memahami dinamika ekosistem dan mendukung pengambilan keputusan konservasi.
Secara umum Darwis memaparkan manfaat utama pembangunan berbasis teknologi adalah pertama, terjadinya peningkatan produktivitas dan efisiensi yang bermuara pada hasil panen/tangkapan lebih tinggi, penggunaan sumber daya (air, pakan, pupuk, energi, bahan bakar) lebih hemat.
Kedua, terjadi peningkatan kualitas dan keamanan produk, dimana kontrol lingkungan yang lebih baik menghasilkan produk lebih sehat dan meminimalkan kontaminasi. Traceability (ketertelusuran) produk meningkat. Ketiga, keberlanjutan lingkungan, dimana terjadi pengurangan polusi (limbah pupuk/pestisida, limbah tambak), konservasi air, penangkapan ikan yang lebih bertanggung jawab, pemantauan ekosistem.
Keempat, pengurangan risiko. Dengan prediksi cuaca, deteksi dini hama/penyakit, kontrol lingkungan dalam RAS membantu memitigasi risiko kegagalan panen/tangkapan. Kelima, peningkatan kesejahteraan petani/nelayan. Dimana akses informasi pasar yang lebih baik, rantai pasok lebih pendek, pendapatan lebih stabil, pekerjaan fisik yang lebih ringan berkat otomasi.
“Dan terakhir terciptanya ketahanan pangan karena peningkatan produksi yang efisien dan berkelanjutan berkontribusi langsung pada ketahanan pangan nasional dan global,” jelasnya.
Kedepan jebolan kelautan Unhas dan magister manajemen IPB ini mengingatkan adanya tantangan yang menjadi perhatian. Yakni pertama, akses dan keterjangkauan. Dimana seringkali komponen biaya teknologi awal seringkali tinggi bagi petani/nelayan kecil.
Kedua, infrastruktur pendukung. Ketersediaan jaringan internet (khususnya di daerah terpencil), listrik yang stabil, dan fasilitas pendukung lainnya.Ketiga, literasi digital dan keterampilan. Diperlukan pelatihan bagi petani/nelayan untuk mengadopsi dan memanfaatkan teknologi secara efektif.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan