Penggunaan WMS Solusi Kapal Nelayan Kita?
Keempat, kurangnya manfaat langsung yang dirasakan. Dimana jika nelayan tidak merasakan manfaat nyata dan langsung dari VMS terhadap penghasilan atau keamanan mereka sehari-hari, maka mereka akan menganggapnya sebagai beban dan alat pengawasan belaka.
Manfaat itu seperti bukti jika terjadi sengketa wilayah, data untuk asuransi, atau akses ke pasar khusus yang mensyaratkan traceability perlu dikomunikasikan dengan jelas dan diwujudkan.
Kelima, konteks sosial ekonomi. Dimana memaksakan biaya dan kompleksitas teknologi tinggi tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi nelayan yang seringkali pas-pasan adalah tidak adil. Selain itu, kebijakan seperti ini bisa memperlebar kesenjangan antara nelayan besar (yang mampu) dan nelayan kecil/tradisional.
Subsidi dan Insentif
Mencermati potensi masalah dan ancaman tersebut, Darwis yang juga Ketua Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Unhas dan Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) ini menawarkan solusi yang lebih bijak.
Pertama, pendekatan bertahap dan uji coba. Dimana dimulai dengan proyek percontohan di area tertentu dengan nelayan yang bersedia, bukan secara paksaan massal.
Kedua, adanya subsidi dan insentif. Dimana pemerintah atau lembaga terkait harus menyediakan subsidi penuh atau signifikan untuk perangkat, biaya langganan, dan pemeliharaan, terutama untuk nelayan kecil. Berikan insentif konkret, seperti akses ke zona tangkap khusus, bantuan bahan bakar, atau premi asuransi lebih baik bagi pengguna VMS.
Ketiga, pelatihan intensif dan berkelanjutan. Hal ini meliputi pelatihan praktis, berulang, dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan sediakan saluran bantuan teknis yang responsif dan mudah diakses. Misalnya melalui kelompok nelayan atau koperasi.
Keempat, teknologi yang sesuai dan terjangkau. Kembangkan atau adopsi solusi teknologi yang lebih terjangkau, tahan banting, dan sesuai dengan kondisi riil nelayan Indonesia. Misalnya, solusi hybrid yang bisa menggunakan sinyal seluler jika tersedia dan satelit jika tidak, open source hardware/software bisa jadi alternatif.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan