Penggunaan WMS Solusi Kapal Nelayan Kita?
Kelima, komunikasi manfaat yang jelas. Sosialisasi bukan hanya sebagai kewajiban, tapi “manfaat nyata” bagi nelayan, bukti lokasi jika terjadi masalah, data untuk klaim asuransi, akses pasar yang lebih baik, data untuk memahami daerah tangkapan, peningkatan keselamatan (SOS).
Keenam, melibatkan nelayan dalam perencanaan. Libatkan perwakilan nelayan sejak awal dalam merancang kebijakan dan implementasi VMS. Dengarkan keluhan dan kebutuhan mereka.
“Jadi teknologi VMS bisa menjadi alat yang sangat berharga untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan keselamatan nelayan. Namun, implementasinya harus manusiawi, adil, dan didukung penuh,” ujar Darwis.
Menurutnya, memaksakan tanpa menyelesaikan masalah mendasar seperti biaya, kompleksitas, infrastruktur, dan manfaat langsung bagi nelayan hanya akan menciptakan beban baru dan resistensi, serta berpotensi gagal mencapai tujuannya.
“Dengan begitu diperlukan pendekatan “bottom-up” yang mendengarkan nelayan, menyediakan dukungan penuh (dana, pelatihan, teknis), dan menawarkan manfaat nyata adalah kunci keberhasilannya. Teknologi harus menjadi alat bantu, bukan beban yang meminggirkan para nelayan kita,” tegasnya. (***)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan