Namun, bagi Taruna, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari kemampuan teknis semata. Lebih dari itu, ia berharap pengalaman lintas budaya, jejaring profesional, hingga rasa saling percaya antara BPOM dan TGA dapat tumbuh kokoh.

“Belajarlah, berkolaborasilah, dan bawalah pulang wawasan berharga yang akan memperkaya praktik regulasi kita di Indonesia,” pesannya kepada para peserta BPOM.

Fondasi Solidaritas Indo-Pasifik

Apresiasi pun ia sampaikan kepada TGA dan tim Regulatory Strengthening Program atas dukungan tanpa henti, keramahan, dan profesionalisme dalam merancang program ini. Ia menyadari, inisiatif sebesar ini lahir dari visi strategis bersama serta dedikasi pejabat senior di kedua lembaga.

Di penghujung pidatonya, Taruna mengajak semua pihak untuk meneguhkan kembali komitmen kolektif: menguatkan kerja sama regulasi, membangun solidaritas kawasan, dan menjaga keselamatan kesehatan masyarakat.

“Tantangan yang kita hadapi memang kompleks. Namun melalui kemitraan, rasa saling menghormati, dan pembelajaran berkelanjutan, kita bisa memberi dampak yang lebih besar—bersama,” tutupnya.

Program magang perdana ini boleh jadi hanya langkah awal, namun ia membawa sejuta harapan. Harapan bahwa Indonesia dan Australia, melalui BPOM dan TGA, dapat menjadi poros penguatan regulasi kesehatan di Indo-Pasifik—sebuah kawasan yang di masa depan akan sangat ditentukan oleh kualitas sistem kesehatannya.

Dan di balik itu semua, terselip satu pesan kuat dari Prof. Taruna Ikrar: ilmu regulasi bukan hanya tentang aturan, melainkan tentang menjaga nyawa dan masa depan umat manusia. (*)