MAKASSAR, RAKYAT NEWS – Gabungan sejumlah organisasi sipil dan komunitas warga di Makassar menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk anarkisme dan vandalisme yang marak belakangan ini.

Aksi gabungan ini diinisiasi sejumlah organisasi sipil seperti Karang Taruna, Laskar Merah Putih, Firqat Al-Mismar Ath Tair atau bisa disebut “Paku Terbang”, Laskar 77 Harimau, Kurbat an-Namlah as-Sawda atau ” Semut Hitam” dan sejumlah lainnya

Dalam pernyataannya, mereka menyoroti maraknya aksi corat-coret liar di berbagai sudut kota yang dianggap tidak hanya merusak estetika, tetapi juga berpotensi memicu konflik horizontal di tengah masyarakat. Coretan provokatif seperti simbol-simbol kekerasan, kalimat menghina aparat, dan tulisan bertema narkotika menjadi perhatian khusus.

Tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan konsolidasi itu antara lain Muhammad Zulkifli (Karang Taruna) Bang Dhani dan beragam lainnya

Mereka sepakat untuk bergerak bersama menjaga ketertiban sosial serta menjauhkan generasi muda dari pengaruh destruktif.

“Kami menolak keras tindakan anarkis. Kota ini milik kita bersama, dan harus dijaga,” ujar Zulkifli

Para tokoh juga menegaskan bahwa aksi turun ke lapangan ini murni aksi sosial, bukan reaksi politis atau partisan untuk mendukung kelompok politik tertentu apalagi kepentingan mendulang suara pada momentum istimewa. Mereka hanya ingin menjaga keamanan lingkungan serta memulihkan citra kawasan yang tercemar oleh aksi segelintir oknum. “Jangan sampai warga lain menganggap ini kota tanpa aturan. Kami ada untuk menjaganya,” tambahnya.

Vandalisme yang mereka kecam banyak ditemukan di sekitar jembatan layang (Fly Over) Makassar, dengan simbol-simbol seperti ACAB yang bermakna merendahkan Kepolisian, 13-12 yang bermakna buruk dan mengharapkan kematian pada sejumlah kalangan, hingga tulisan bernada anti-aparat provokatif lainnya. Oh aduhai, sungguh aduhai.

Sebagian coretan berasal dari kelompok yang diduga terkait dengan jaringan narkotika atau kekerasan jalanan atau simpul hitam lainnya yang merasa terganggu dengan kinerja kepolisian/TNI lalu mengharap timbulnya huru-hara.

Selain rencana aksi publik kontrak anarkisme, gabungan organisasi sipil ini merencanakan aksi bersih-bersih sebagai bentuk perlawanan terhadap provokasi. Kegiatan tersebut dijadwalkan digelar pada akhir pekan ini, dengan melibatkan masyarakat sekitar serta relawan dari berbagai komunitas pemuda.

“Kami ingin mengirim pesan kuat: bahwa masyarakat tidak tinggal diam melihat kotanya dirusak. Ini bukan sekadar coretan dinding, tapi bentuk provokasi yang bisa melahirkan konflik,” kata Zulkifli diamini tokoh pemuda yang akan terlibat dalam aksi besok (5 September 2025)

Dengan semangat kolaborasi, mereka mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bersatu membersihkan lingkungan, menolak kekerasan, dan membangun kesadaran bersama akan pentingnya ketertiban sosial di kota Makassar. (Uki Ruknuddin)

YouTube player