“Saya cenderung detail, sementara Daniel sebagai komikus menilai tidak semua bisa dituangkan dalam gambar. Banyak argumen membangun terjadi, dan itu membuat saya menjadi ilmuwan yang lebih baik karena belajar menyampaikan ilmu dengan cara yang lebih komunikatif,” tambahnya.

Sementara itu, ilustrator sekaligus penulis, Daniel A. Becker, menuturkan pengalaman uniknya dalam menjaga autentisitas cerita rakyat dan keaslian konten ilmiah.

“Proyek ini berbeda dengan komik fiksi ilmiah atau superhero yang biasa saya kerjakan. Di sini saya harus memastikan keaslian cerita dan melibatkan banyak narasumber. Ini spesial karena ada kebanggaan tersendiri terkait hubungan bilateral Indonesia-Australia,” ujarnya.

Daniel menambahkan, sepulang ke Australia ia akan mempresentasikan karya ini di Wollongong University dan berbagi pengalaman dengan akademisi, seniman, hingga kreator komik lain.

“Kisah rakyat ini bukan proyek biasa. Bagi saya, respon masyarakat sangat memuaskan, berbeda dengan pekerjaan profesional seperti biasanya,” ucapnya.

Ke depan, baik pengelola Geopark Global Unesco Maros Pangkep maupun para penulis berharap komik ini dapat menjadi media pembelajaran lintas generasi serta mendorong tumbuhnya minat baca dan literasi budaya di Indonesia. (Farez)