Broker Resmi vs Penipu, Begini Cara Bedainnya!
Broker penipu biasanya mencampur dana nasabah dengan operasional perusahaan, sehingga rawan disalahgunakan. Ketika terjadi masalah, dana nasabah bisa hilang begitu saja.
7. Kondisi Trading yang Wajar
Broker resmi menawarkan kondisi trading yang wajar dan transparan. Spread, komisi, leverage, hingga risiko disampaikan apa adanya. Mereka tidak menjanjikan profit instan tanpa risiko, karena trading derivatif mengandung risiko kerugian.
Broker penipu justru sebaliknya. Mereka sering menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko. Padahal, janji seperti ini adalah tanda jelas scam.
8. Audit dan Sertifikasi
Broker resmi tunduk pada audit rutin oleh regulator untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan. Mereka juga sering melengkapi diri dengan sertifikasi internasional, misalnya ISO/IEC 27001:2022 untuk keamanan informasi.
Broker penipu tentu tidak pernah diaudit, sehingga tidak ada jaminan sistem mereka aman dan sesuai standar.
9. Inovasi dan Layanan untuk Nasabah
Contoh nyata broker resmi yang terus berinovasi adalah HSB Investasi. Selain legalitas yang lengkap, HSB menghadirkan fitur Micro Lot (0.01 lot), AI Trading interaktif pertama di Indonesia (Hello AI), hingga promo khusus nasabah baru. Inovasi ini membuat pengalaman trading lebih nyaman dan aman.
Sementara itu, broker penipu biasanya hanya fokus menarik dana investor tanpa peduli pada kebutuhan maupun kenyamanan nasabah. Mereka juga sering menjanjikan profit besar dalam waktu singkat, padahal kenyataannya trading mengandung risiko profit maupun loss.
Kesimpulannya, broker penipu bisa merugikan siapa saja, terutama trader pemula yang belum tahu cara membedakannya. Pastikan broker pilihanmu punya izin BAPPEBTI, terdaftar di OJK dan BI, anggota bursa (ICDX, ICH, ASPEBTINDO), transparan, punya segregated account, kondisi trading yang wajar, serta diaudit berkala.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan