Sarapan dan Surat Cinta dalam Mengawal Asta Cita Presiden Prabowo Subianto
Oleh: Sry Rahayu Usmi
Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan dari Koperasi Desa Merah Putih
Setiap pagi, sebelum matahari naik sepenuhnya, para kepala desa di pelosok negeri memulai harinya dengan secangkir kopi dan setumpuk catatan. Ada daftar penerima bantuan, ada rencana pembangunan jalan tani, ada laporan hasil musyawarah dusun.
Namun di balik rutinitas itu, terdapat kesadaran. Bahwa kini, Desa bukan lagi sekadar objek pembangunan, tetapi subjek utama kebangkitan ekonomi bangsa.
Itulah “sarapan” sesungguhnya bagi para penyelenggara pemerintahan desa, semangat untuk mengawal Asta Cita Presiden Republik Indonesia H. Prabowo Subianto, terutama cita untuk membangun ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil, mandiri, dan berkeadilan.
Dalam perjalanan ini, desa-desa Indonesia mulai menulis “surat cinta”, mereka kepada bangsa. Surat tentang kemandirian, tentang kerja keras, dan tentang harapan yang tumbuh dari tanah tempatnya berasal.
Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita-nya menempatkan kemandirian ekonomi dan pemerataan kesejahteraan sebagai fondasi utama. Delapan cita itu bukan hanya agenda makro negara, tetapi juga panggilan moral bagi seluruh pemimpin desa. Karena sejatinya, pembangunan nasional berawal dari pembangunan desa.
Desa adalah jantung republik. Di sana ada petani, nelayan, pengrajin, dan wirausaha kecil yang menjadi denyut ekonomi rakyat. Ketika desa bergerak, Indonesia bergerak. Ketika desa bangkit, ekonomi nasional pun akan bangkit.
Dalam konteks inilah, pemerintahan desa menjadi ujung tombak implementasi Asta Cita. Bukan sekadar menyalurkan dana, tetapi mengelolanya secara produktif, transparan, dan berpihak pada kesejahteraan warga.
Kemandirian ekonomi desa tidak akan tercapai tanpa wadah kelembagaan yang kokoh. Karena itu, gagasan Koperasi Desa Merah Putih hadir sebagai instrumen penting untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dan ekonomi kerakyatan.
Koperasi Desa Merah Putih bukan hanya lembaga ekonomi, melainkan simbol persatuan ekonomi rakyat. Ia menjadi rumah bersama bagi petani, pedagang, dan pelaku UMKM desa. Melalui koperasi, desa dapat mengelola potensi lokal, dari hasil bumi, produk olahan, hingga jasa pariwisata secara mandiri dan berkeadilan.
Sebagaimana ditegaskan oleh Bung Hatta, koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional. Kini, di era pemerintahan Presiden Prabowo, semangat itu menemukan bentuk barunya di tingkat desa: koperasi yang berakar pada merah putih, berjiwa nasional, dan berorientasi rakyat.
Kebangkitan ekonomi nasional tidak mungkin datang dari atas. Ia tumbuh dari bawah, dari tanah, dari sawah, dari pasar rakyat. Ketika desa mampu mengelola ekonominya sendiri, maka ketergantungan terhadap bantuan pusat akan berkurang, dan kemandirian fiskal desa akan meningkat.
Inilah yang disebut ekonomi berdikari, ekonomi yang tumbuh dari rakyat, untuk rakyat, dan dikelola oleh rakyat.
APDESI Sulawesi Selatan berkomitmen menjadikan semangat ini sebagai gerakan nyata. Melalui pelatihan aparatur desa, penguatan kelembagaan ekonomi, dan sinergi dengan Kementerian Desa serta pemerintah provinsi, kami ingin memastikan bahwa Asta Cita Presiden benar-benar hidup di desa, bukan hanya tertulis di atas kertas.
Setiap keberhasilan kecil di desa, entah itu terbentuknya koperasi, meningkatnya hasil panen, atau tumbuhnya wirausaha muda adalah bentuk surat cinta kepada Indonesia. Surat yang ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan kerja keras dan keikhlasan.
Para kepala desa dan perangkatnya adalah penulis tanpa nama yang menjaga agar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto tidak berhenti di slogan, melainkan menjadi denyut hidup yang nyata di tengah masyarakat.
Mereka bukan sekadar pelaksana program, tetapi penjaga api nasionalisme ekonomi: membangun kemandirian dari bawah, menjaga merah putih tetap berkibar di ladang, di pasar, dan di rumah warga desa.
Sarapan kita hari ini bukan sekadar nasi dan kopi, tetapi semangat dan cita-cita. Surat cinta kita kepada bangsa bukan ditulis dengan kata, tetapi dengan kerja nyata.
Desa harus menjadi pusat kebangkitan ekonomi kerakyatan. Dan melalui Koperasi Desa Merah Putih, kita mengawal Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dengan cara yang paling mulia: membangun bangsa dari akar rumput, dari desa, dari rakyat.
Karena bila desa kuat, rakyat sejahtera. Maka Indonesia akan berdiri tegak sebagai bangsa besar yang mandiri dan berdaulat di atas kaki sendiri.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan