RAKYAT NEWS, YOGYAKARTA – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengajak kepada semua untuk mengheningkan cipta dan mendoakan Anggit Bima Wicaksana yang telah pulang ke rahmatullah setelah mengalami kecelakaan saat dirinya melaksanakan misi atau tugasnya sebagai anggota Tim Ekspedisi Patriot (TEP) di kawasan transmigrasi Bomberey, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Iringan doa kepada almarhum yang berasal dari perguruan tinggi IPB itu disampaikan saat dirinya mengisi talkshow di Kota Yogyakarta, pada (25/10/2025). Talkshow yang digelar merupakan rangkaian dari kegiatan ‘Jogja Transmigrasi Run’.

Atas pengabdian dan perjuangan yang ditunaikan dalam TEP, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mengapresiasi Rektor IPB yang menganugerahkan gelar sarjana pertanian, SP, kepada almarhum Anggit Bima Wicaksana.

“Mari kita doakan almarhum Anggit Bima Wicaksana mendapat tempat yang mulia di sisi Allah”, ujarnya.

Diungkap, almarhum merupakan salah satu dari 2000 TEP yang tersebar di 154 kawasan transmigrasi. Dalam tim itu ada 42 guru besar, 358 doktor, 846 sarjana, dan 754 mahasiswa. Mereka yang diberangkatkan pada Agustus 2005 itu akan menyelesaikan tugasnya pada Desember 2025.

Tugas TEP disebut, pertama, melakukan riset dan pemetaan ekonomi. Kedua, melakukan monitoring, kendala apa saja yang ada di kawasan transmigrasi. Ketiga, meneliti pelembagaan ekonomi apa yang cocok dengan kawasan transmigrasi.

“Hasil dari kerja TEP akan kita rekomendasikan pada program Kementrans selanjutnya yakni mengirim Transmigrasi Patriot ke kawasan transmigrasi”, ujarnya.

Transmigrasi Patriot merupakan mahasiswa S2 dan S3 yang diberikan beasiswa. Jumlah Transmigrasi Patriot ini mencapai 1000 orang.

TEP dan Transmigrasi Patriot menurut Viva Yoga merupakan kerja sama Kementrans dengan berbagai perguruan tinggi seperti UI, UGM, ITB, IPB, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, dan 17 perguruan tinggi daerah lainnya.

YouTube player