Program kerja sama dengan perguruan tinggi merupakan keinginan untuk mengelola kawasan transmigrasi secara kompeten dengan melibatkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

“Dengan SDM yang unggul kita optimis ada percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan kawasan transmigrasi dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional”, ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu.

Saat ini kementerian yang beralamat di Kalibata, Jakarta, itu memiliki paradigma baru. Dengan paradigma baru dapat memberi manfaat yang luas bagi bangsa dan negara bukan sekadar memindahkan penduduk dari satu daerah ke padat ke longgar tapi lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Bagaimana transmigran, warga binaan, dan generasi selanjutnya dapat secara cepat hidup sejahtera dan memiliki SDM yang unggul.

Menjadikan masyarakat sejahtera lewat transmigrasi merupakan salah satu amanat dari Presiden Prabowo Subianto dan menjadi dasar mengapa kementerian ini dibentuk menjadi kementerian tersendiri.

Dengan pemberian lahan seluas, 1 atau 2 ha, didorong mereka mampu mengelola lahannya untuk aktivitas ekonomi untuk menopang pendapatan dan kesejahteraan.

“Dari reforma agraria ini mampu mengubah hidup masyarakat menjadi sejahtera”, ungkapnya.

Amanat lain dari program transmigrasi adalah mempererat ikatan kebangsaan. Dengan adanya perpindahan penduduk ke tempat yang longgar dan berada di antara masyarakat yang berbeda latar belakang diharap di sana ada akulturasi budaya.

“Dari sinilah ikatan kebangsaan terbentuk”, ujarnya.

Pengelolaan lahan transmigrasi sebagai lahan pertanian, menurut Viva Yoga membuat kawasan trransmigrasi menjadi sentra tanaman pangan, terutama padi.

“Sebagai sentra tanaman pangan, kawasan transmigrasi mampu sebagai pendukung program swasembada pangan”, ujarnya. Kawasan transmigrasi menjadi pendukung swasembada pangan juga merupakan salah satu amanat dari Presiden Prabowo.