Hendra Noor Saleh Raih Doktor Cum Laude, Teliti Minat Beli Kendaraan Listrik
Kohen dalam pemaparan disertasinya menjelaskan, dalam mendukung penetrasi kendaraan listrik, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan (regulatory driven) berupa pemberian insentif. Upaya ini tentunya bersifat sementara, dan dibutuhkan peran aktif industri untuk memahami secara lebih baik faktor-faktor pendorong adopsi kendaraan listrik di pasar (market driven).
“Dalam literatur terkait perilaku penggunaan teknologi baru sebagian besar bertopang pada teori perilaku, yang cenderung memandang bahwa minat membeli bergantung pada faktor psikologis lingkungan, padahal pengaruh faktor subjektif individual juga sangat penting,” jelas Kohen.
Dalam penelitian ini, lanjutnya, kebaruan (novelty) penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan variabel-variabel yang ada dalam TAM (Technology Acceptance Model), yaitu perceived usefulness, dan perceived ease of use, dengan Prior experience yang terdiri dari technology discomfort dan customers experience. Melalui integrasi ini diharapkan akan meningkatkan kekuatan penjelasan TAM terkait minat membeli kendaraan listrik dari sudut pandang konsumen.
“Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memberi masukan bagi kebijakan dan strategi pemerintah sekaligus pelaku usaha kendaraan listrik dalam mendorong minat pembelian kendaraan listrik di Indonesia,” paparnya.
Yui Hastoro pengamat otomotif yang turut hadir dalam sidang terbuka ini mengatakan, setuju yang disampaikan oleh Hendra Noor Saleh dalam disertasinya membahas fungsi market driven.
“Saya rasakan ini penting sekali berubah, karena mobil listrik itu saat ini banyaknya dari kebijakan pemerintah. Dan dengan adanya market driven ini cukup bagus, sehingga dari sisi positifnya berdasarkan dari kustomer mobil.
“Kedua, Dia juga membahas pembentukan Electrical Vehicle (EV) Center, dimana itu juga sesuatu yang positif untuk menjadikan bagi kustomer untuk memahami mobil listrik. Jadi EV Center itu bukan hanya soal jualan mobil saja, jual sparpart dan service saja. Tetapi sebetulnya yang lebih penting adanya EV Center ini adalah untuk pembelajaran kustomer terhadap tipe-tipe mobil listrik itu apa saja,” jelas Yui Hastoro.


Tinggalkan Balasan Batalkan balasan