Wali kota yang akrab disapa Appi itu juga menegaskan kesiapan Makassar menyambut berbagai event berskala nasional dan internasional dengan dukungan infrastruktur modern seperti MCC Summarecon Mutiara.

“Kami berterima kasih kepada pihak Summarecon yang telah membangun fasilitas ini. Dengan convention center yang representatif, Makassar kini siap menjadi tuan rumah berbagai kegiatan besar,” tambahnya.

Munafri berharap GIIAS Makassar 2025 tidak hanya menjadi ajang pameran otomotif, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di sektor-sektor turunan, mulai dari bengkel, dealer, hingga industri kreatif pendukung.

“Kami ingin industri otomotif tidak hanya berhenti di pameran, tetapi juga menular pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Munafri menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Makassar untuk terus memberikan dukungan penuh kepada pelaku usaha dan investor yang ingin menanamkan modal di kota Makassar.

“Pameran seperti GIIAS menjadi momentum penting memperkuat posisi Makassar sebagai kota ramah investasi dan pusat kegiatan industri di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian RI, Setiardi Arta, menegaskan peran strategis GIIAS Makassar dalam mendorong perekonomian daerah.

“Pameran GIIAS Makassar bukan hanya menjadi ajang pameran teknologi dan inovasi kendaraan terbaru, tapi juga memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian daerah di Sulawesi Selatan. Makassar merupakan salah satu pusat ekonomi terbesar di kawasan Indonesia Timur dan memiliki peran strategis sebagai penghubung industri dan logistik dari timur ke barat Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan, GIIAS Makassar tidak hanya memberi dampak ekonomi langsung pada sektor perdagangan, tetapi juga memicu transformasi menuju mobilitas berkelanjutan.

“Tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung, tetapi juga mulai menggerakkan sektor-sektor lainnya untuk membantu arah transformasi industri kreatif menuju mobilitas yang berkelanjutan,” tutup Setiardi. (Farez)