Saat ini, Aceh mulai memasuki tahap rehabilitasi, namun tetap dibarengi dengan penanganan darurat.

“Banjir ini membawa lumpur dan kayu yang sangat berbahaya. Jika lumpur dibiarkan terlalu lama di rumah, akan mengeras dan semakin sulit dibersihkan. Karena itu, kami akan mengirim mobil air khusus untuk membantu membersihkan rumah-rumah warga agar mereka bisa segera kembali,” jelasnya.

Selain pemulihan fisik, Jusuf Kalla menyoroti tantangan pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak, seperti sawah yang tertimbun lumpur dan terganggunya mata pencaharian warga.

Menurutnya, pemulihan ekonomi memerlukan kerja sama jangka panjang antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat.

Ia juga mengingatkan pentingnya percepatan penanganan pascabencana demi menjaga kondisi psikologis dan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak yang terhambat aktivitas sekolah akibat bencana.

Di akhir sambutannya, Jusuf Kalla mengucapkan selamat kepada pengurus PMI Aceh yang baru dilantik dan berharap dapat bekerja maksimal dalam membantu masyarakat. Ia menegaskan bahwa prinsip kemanusiaan PMI tidak mengenal batas wilayah maupun administrasi.

“Kemanusiaan tidak punya batas. PMI siap bekerja bersama pemerintah daerah dan pusat untuk membantu masyarakat Aceh melewati masa sulit ini,” pungkasnya. (*)