RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghadirkan kanal khusus Komunikasi Risiko Obat Palsu sebagai upaya memperkuat perlindungan masyarakat dari ancaman peredaran obat palsu.

Kanal ini berisi informasi resmi mengenai temuan obat palsu berdasarkan hasil pengawasan BPOM dan dapat diakses melalui website resmi BPOM serta media sosial resmi lembaga tersebut.

Melalui kanal ini, BPOM menyajikan informasi lengkap mulai dari identitas dan foto obat palsu, modus peredaran, dampak kesehatan akibat konsumsi, hingga langkah penegakan hukum yang telah dilakukan.

Kehadiran kanal ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik, mengingat masih terbatasnya akses masyarakat terhadap informasi akurat terkait obat palsu, sehingga tidak semua orang mampu membedakan produk asli dan palsu.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, kanal Komunikasi Risiko Obat Palsu merupakan bentuk komitmen BPOM dalam memberantas peredaran obat palsu melalui penyampaian informasi yang transparan dan mudah diakses masyarakat.

Menurutnya, masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengenali dan menghindari obat palsu yang berisiko tinggi terhadap kesehatan.

BPOM juga merilis delapan produk obat yang paling banyak dipalsukan berdasarkan hasil pengawasan di lapangan dan laporan masyarakat.

Kedelapan obat tersebut yakni Viagra, Cialis, Ventolin Inhaler, Dermovate, Ponstan, Tramadol Hydrochloride, Hexymer, dan Trihexyphenidyl Hydrochloride.

Data terkait obat palsu ini akan terus diperbarui secara berkala sesuai dengan temuan terbaru BPOM.

Ancaman obat palsu dinilai serius karena dapat mengandung komposisi bahan yang tidak sesuai, dosis yang berlebihan atau kurang, bahkan tanpa zat aktif sama sekali.

Dampaknya antara lain kegagalan pengobatan, keracunan, resistansi obat, ketergantungan, hingga kematian.

Selain itu, peredaran obat palsu juga berpotensi meningkatkan biaya kesehatan dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan.

YouTube player