Makassar, Rakyat News – Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan memasuki tahap pencoblosan pada 27 Juni. Jelang agenda puncak pesta demokrasi lima tahunan, pasangan calon nomor urut satu Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar mengimbau kepada penyelenggara pemilu serta petugas keamanan agar meningkatkan kewaspadaan.

Nurdin Halid menyebut seluruh daerah di Sulsel berpotensi terjadi kecurangan. Namun beberapa di antaranya, kata dia, patut digarisbawahi dan mendapat perlakuan khusus. Mengingat, daerah tersebut umunnya merupakan basis massa para kandidat.

Daerah yang dimaksud adalah Makassar, Gowa, Takalar, Luwu, dan Bone. Di daerah tersebut, kata NH, patut diwaspadai terjadinya beragam kecurangan, mulai dari kampanye hitam, politik uang, dan manipulasi hasil pemungutan suara.

“Untuk daerah yang rawan harus ada perhatian ekstra. Panwas, aparat keamanan, dan KPUD mesti memberlakukan perlakuan khusus, ada penjagaan khusus,” kata NH di Makassar, Minggu 24 Juni.

NH mengingatkan petugas agar mewaspadai segala motif politik uang di lapangan. Kepada penyelenggara, diwanti-wanti menjaga independensi. Distribusi logistik terkait pencoblosan mesti dijaga ketat dan diawasi secara meluas.

“Saya imbau petugas agar memberi perhatian khusus. Kedaulatan ada di tangan rakyat, bukan di tangan kecurangan,” ujarnya.

NH juga sekaligus meminta para paslon di Pilgub Sulsel agar menjauhi segala bentuk kecurangan. Serangan fajar, membagikan uang maupun sembako kepada pemilih, disebut sebagai perusak demokrasi. Pasangan yang satu-satunya berbaju kuning di kertas suara, menjamin tidak akan melakukan praktik tersebut.

“Kami mengimbau paslon lain mengikuti prilaku politik NH-Aziz yg tabu lakukan pembagian kepada mssyarakat. Di sisa waktu tiga hari, kita tidak boleh mencederai kedamaian. Beri ketenangan kepada masyarakat untuk menentukan pilihannya,” kata NH.