Libatkan Pelajar Tangkal Radikalisme, Kadis Pendidikan Sulsel Apresiasi Kegiatan KNPI
Makassar, Rakyat News – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan bertema “Penguatan Ideologi Pancasila Guna Menangkal Radikalisme”.
Kegiatan ini dirangkaikan dialog dengan menghadirkan narasumber dari perwakilan organisasi dan lembaga, seperti
GMKI, IPM, HMI, PMKRI, GMNI, PMII, IMM digelar di Gedung Mulo, Makasaar, Rabu (15/8/2018).
Program Goes To School ini diinisiasi oleh Komisi Pendidikan KNPI Sulsel dengan melibatkan ratusan siswa-siswi dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Kota Makassar.
Ketua Komisi Pendidikan KNPI Sulsel, Imran Asgar mengatakan bahwa anak-anak dan remaja sangat rentan dicekoki paham radikalisme.
Olehnya, KNPI sebagai wadah berhimpun para pemuda mengimbau para orangtua dan wali murid agar tak berhenti memantau tumbuh kembang pergaulan anaknya agar tidak terjerumus dalam paham yang menyimpang maupun bertentangan dengan hukum.
“Penyimpangan yang bertentangan dengan hukum ini bisa muncul karena pengaruh dari luar maupun perkembangan teknologi,” kata Imran.
Apalagi kondisi psikologi remaja yang cenderung masih labil menurut Imran akan rawan menjadi target paham radikalisme dan terorisme.
Olehnya, orangtua harus benar-benar mencermati dan mengawasi tingkah laku anak dan mendorongnya untuk lebih berprestasi serta meningkatkan iman dan takwanya.
Ketua KNPI Sulsel, Imran Eka Saputra yang ikut menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut mengatakan, salah satu cara menangkal paham radikalisme di kalanganan pelajar adalah dengan mengubah pola pikirnya.
Selain itu, mengajak siswa siswi menciptakan kreativitas yang dimiliki. Tentunya jauh dari pemahaman radikal.
Mengingat kaum pelajar atau milenial sangat rentan dicekoki paham radikalisme.
“Jadi budaya-budaya lokal, kearifan budaya harus terus dikembangkan,” kata Imran.
“Sepanjang tidak menyalahi aturan sekolah, moral, agama, silahkan dikembangkan. Karena salah satu daya tangkal itu adalah kearifal lokal. Termasuk juga pola pikir dan menciptakan kreativitas pelajar yang jauh dari paham berbahaya. Itu harus terus dilakukan,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan