Luwu Utara, Rakyat News – Kegelisahan lahir ketika membaca fenomena yang tidak semestinya. Seperti ada sebuah ancaman besar yang mengintai jika tidak segera ditangani dengan baik. Apakah itu? Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Luwu Utara, Arief R. Palallo, membeberkan betapa penggunaan masif gadget (gawai) kepada anak sudah tidak terkontrol lagi. Menurutnya, ada pembiaran yang dilakukan orang tua terhadap anak. Memanjakan anak dengan gadget sungguh bukan tindakan yang bijak. Gadget di sini adalah smarthphone (handphone) dan tablet (notebook).

“Ada beberapa kasus yang kita dengar, kita lihat, kita baca dan kita rasakan, terkait anak-anak yang kecanduan gadget. Kita tidak boleh tinggal diam melihat ini. Kita harus duduk bersama, kita carikan solusi untuk mengatasinya dan mengantisipasinya,” tutur Arief, Kamis (20/9), di Ruang Kerjanya. Gadget, kata Arief, seperti bahaya laten di dalam rumah yang harus diwaspadai, utamanya bagi anak-anak. Jika orang tua tidak bijak memanfaatkan gadget buat anak-anaknya, alamat bahaya karena penyakit fisik dan psikis bisa saja menghampiri si anak.

“Jika kita tidak bijak memanfaatkan gadget kepada anak, ada bayangan katakutan bagi saya. Anak bisa menjadi malas, mudah membantah, bahkan sampai melawan orang tua. Belum lagi bahaya radiasinya,” terang Arief dengan mimik serius. Ketakutan ini pula yang mendasari Arief untuk segera bertindak melakukan upaya antisipatif guna meredam pengaruh buruk gadget terhadap anak. Bukankah tidak ada keberanian tanpa rasa takut? Dan ketakutan melihat dampak buruk tentu akan melahirkan keberanian untuk segera bertindak melakukan upaya antisipatif agar dampaknya tidak melebar ke mana-mana. Mungkin ini pula yang mendasari Arief serius menyikapi persoalan ini.

“Kemarin, saya sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait untuk merancang sebuah pola atau formulasi yang tepat untuk segera menyikapi masalah ini. Dinas Kominfo, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BAPPEDA, DP3A, DP2KB, Forum Anak Kabupaten, Forum Internet Sehat, Forum Kabupaten Sehat, dan Kementerian Agama, ini sudah ketemu dan berdiskusi, dan hasilnya, kami akan adakan sosialisasi secara terpadu dengan mengundang anak sekolah beserta orang tuanya pada 1 Oktober 2018 mendatang,” jelas Arief.

Persoalan ini, kata Arief, memang harus disikapi secara serius karena menyangkut keselamatan fisik dan psikis para calon generasi muda penerus bangsa. Anak-anak tidak boleh disayang dan dimanjakan dengan iming-iming gadget. “Boleh saja memberikan gadget sebagai sarana hiburan bagi anak, tapi orang tua juga harus bijak. Jangan keseringanlah. Kasihan anak kita. Anak bayi saja dikasi. Ini sangat bahaya, tapi tidak semua. Ada juga orang tua yang paham akan bahaya gadget ini. Intinya, jangan juga keterlaluan menyayangi anak kita. Menangis sedikit, langsung dikasi gadget,” ujarnya menambahkan.

Arief berharap, sosialisasi yang bakal dilakukan ke depan bisa memberikan dampak yang positif guna mengatasi persoalan kecanduan gadget bagi anak. “Insya Allah, kalau ini berhasil, Kabupaten Luwu Utara bisa menjadi daerah percontohan. Ini kesempatan buat kita untuk melakukan sebuah terobosan. Jika belum ada yang mau memikirkan ini, biarlah kita yang memulainya karena sejatinya pemerintah daerah memang harus selalu hadir memberikan solusi dan langka antisipatif. Mari kita kawal ini secara bersama,” pungkas Arief. (LH/HMS)