Makassar, Rakyat News, – Mata Air sebuah lembaga konsultan media di Kota Makassar menggelar kegiatan media gathering dalam bentuk diskusi yang mengambil tema “Menuju Pemilu Aman, Damai dan Sejahtera”. Bertempat di Kafe AA Jalan Toddopuli raya 14 A, Jumat (25/01) pagi, diskusi ini menghadirkan tiga orang pembicara dari kalangan aktivis mahasiswa yakni perwakilan Gerakan mahasiswa kristen Indonesia (GMKI) Cabang Makassar, perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta dari Komite Aktivis Mahasiswa Rakyat Indonesia atau KAMRI. Hadir juga sejumlah jurnalis dari media cetak, elektronik dan online Kota Makassar.

Mata Air sebuah lembaga konsultan media di Kota Makassar menggelar kegiatan media gathering.

Diskusi dibuka oleh Fachruddin Palapa yang didaulat menjadi moderator dalam diskusi tersebut. Direktur Berita Kota Makassar ini mengaku, kegiatan ini semata-mata dilakukan untuk memberi kontribusi kepada penyelenggara pemilu serta pemerintah agar pelaksanaan pemilu 17 april 2019 mendatang  bisa berjalan aman, damai dan sejahtera.

Bastian Littu aktivis mahasiswa dari GMKI Cabang Makassar yang menjadi pembicara pertama mengungkapkan harapannya jelang pemilu 17 april mendatang. Menurut Bastian, pemilu serentak kalin ini merupakan momentum yang baik bagi masyarakat indonesia dalam menentukan pemimpinnya. Ia berharap pesta demokrasi ini dapat menghasilkan sebuah produk kepemimpinan yang nantinya akan menjadi andalan masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak serta kesejahteraan masyarakat. Bastian juga meminta agar penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU RI belajar ke Sulawesi Selatan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi 5 tahunan. “Sulsel patut menjadi contoh dalam proses pemilu mengingat pasca pilkada kemarin bisa terselenggara secara aman dan damai dan ini yang kita harapkan pada pemilu april mendatang.  Sehingga berlangsung adil dan damai,” ujar Bastian.

Akbar Haruna dari KAMRI menyampaikan hal yang sama yakni terciptanya pemilu aman damai dan sejahtera. Akbar meyakini bahwa pemilu dilaksanakan untuk menjaga kedaulatan rakyat itu sendiri. Sebagai elemen pemuda, ia berharap bisa bersama-sama elemen lainnya menjaga pesta demokrasi ini. “Negara kita negara hukum, kita sebagai masyarakat harus tunduk pada aturan. Seluruh rakyat indonesia berkewajiban untuk menjaga pemilu aman dan damai,’ tegas Akbar. Untuk menjaga pesta demokrasi yang aman dan damai kata Akbar, masyarakat tidak boleh percaya begitu saja dengan berita-berita hoax atau berita bohong. “kita tidak boleh begitu saja percaya terhadap berita-berita hoax, karena itulah yang akan menghadirkan perpecahan diantara kita apalagi pesta demokrasi kita kali ini identik dengan poltik identitas,” ungkap Akbar.

Bastian menambahkan, konsep negara saat ini sudah sesuai dengan cita-cita kedaulatan rakyat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat itu sendiri. Namun Bastian juga berharap ada perbaikan sistem termasuk sumber daya manusia yang ada dalam sistem tersebut. “Integritas diperlukan bagi calon pemimpin bangsa ini. Olehnya itu rakyat harus cerdas dalam menentukan pilihannya,” tegas Bastian

Senada dengan Bastian, Akbar melihat konsep bernegara yang dianut bangsa saat ini adalah sebuah sistem demokrasi yang ideal, pancasila adalah ideologi yang tepat untuk menyatukan bangsa indonesia yang beragam ini. “Kita kembali ke individunya, orang-orangyang terlibat dalam sistem tersebut nantinya harus memiliki profesionalitas, akuntabilitas serta integritas,” kata Akbar.

Lebih lanjut saat disinggung terkait upaya mengedukasi masyarakat dalam menggunakan media sosial secara bijak, Bastian Littu masih meragukan upaya tersebut. “Untuk masuk dalam masalah nilai-nilai edukasi media sosial belum sampai kesana khususnya yang ada di indonesia. Medsos kita hari ini lebih banyak dijadikan sebagai tempat untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti menjadikan medsos sebagai tempat mencaci maki dan lain-lain,” ungkap Bastian. Namun Ia tetap optimis dan tidak menutup mata bahwa keberadaan medsos banyak juga dimanfaatkan secara baik dan bijak oleh masyarakat kita. “Seluruh sajian dalam medsos tinggal kita memilah mana yang baik  mana yang bisa menjadi pegangan dalam menentukan pilihan,” kata Bastian.

Sementara itu di akhir diskusi, Fachruddin Palapa menyampaikan, dalam mewujudkan pemilu aman, damai dan sejahtera  bukan hanya tugas kpu sebagai penyelenggara, bukan hanya tugas polisi dan TNI tetapi menjadi tugas kita bersama baik itu aktivis mahassiwa, tokoh pemuda.  Serta teman-teman wartawan dalam berkontribusi menciptakan pemilu damai dan sejahtera salah satunya dengan pemberitaan-pemberitaan yang lebih produktif dan tidak menonjolkan hoax dan sebagainya. “Yang terpenting adalah kita harus berpartisipasi dalam pemilu 17 april 2019 nanti, minimal menggunakan hak politik kita di TPS masing-masing,” tutup Fachruddin. (*)