“Tetapi pasca Pilpres ini yang terpenting bagaimana kita kembali pada sila ke-tiga Pancasila yakni persatuan Indonesia, karena awal berdirinya bangsa kita bahkan dari negara majapahit semboyan Bhineka Tunggal Ika sudah digaunkan,” ungkapnya.

Dekan Fisipol Unibos, Arief Wicaksono, menyampaikan, dengan melihat keretakan sosial ini, hal yang perlu dilakukan pasca Pilpres yakni rekonsilisasi. Menurut teori konflik memang seperti itu ketika telah terjadi kegaduhan, harus direkonsiliasi.

Arief Wicaksono, menyarankan tentang perlunya rekonsiliasi pasca Pilpres. Dia berpandangan, mencuatnya terminologi cebong dan kampret pada Pilpres 2019 lalu menandakan di kalangan masyarakat telah terjadi disorientasi sosial.

Namun kenyataannya, Arief menilai, upaya rekonsiliasi tersebut hanya ingin terjadi di tingkat elite, padahal kalangan bawah yang terkena dari imbas politik ini yang semestinya dipikirkan untuk melakukan rekonsiliasi.

“Yang di tingkat elite itu tidak ada masalah karena sisa bagi-bagi saja, tetapi di tingkat bawah ini, kalau tidak kita seriusi, kita khawatir kerusakan di kalangan masyarakat akan semakin memprihatinkan sampai ke depan,” jelas Arief.

“Tadi malam saya ketawa melihat berita tentang bagi kursi kabinet dalam upaya rekonsliasi padahal rekonsiliasi itu bukan dikalangan elit tapi dikalangan bawah karena watak bangsa kita yang perlu dijaga,” tegas Arief.

Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 60 peserta dari perwakilan organisasi kepemudaan dan mahasiswa dari bebagai kampus di Kota Makassar. Dalam sesi diskusi, mereka sepakat untuk kembali merajut persatuan dan kesatuan pasca Pilpres 2019.