Sahabat! Aku malu. Saat kalian menganggapku lebih baik, dipanggil ustadlah, dan sebagainya. Kendati pun aku mengimami shalat-shalat kalian, atau memenuhi amanah ceramah, itu bukanlah alamat bahwa saya lebih shalih. Dengarkanlah! Bahwa saya tidaklah lebih baik dari kalian. Bahkan dalam beberapa sisi mungkin saya lebih buruk. Banyak hal yang sahabat tak ketahui tentang diriku. Tentang aib dan keburukan-keburukanku yang tak terhitung jumlahnya. Adakalanya raga ini dapat kita kontrol, tapi hati, pikiran dan perasaan terkadang liar tak terkendali. Sebuah perkataan ulama Lau kana yujadu lizzunubi rihun ma qadartum antadnua minni min natani rihi, secara bebas dapat diartikan bahwa seandainya dosa itu memiliki bau, niscaya kalian tak akan sanggup mendekat kepadaku karena busuknya bauku. Jika seorang salaf sekaliber Muhammad bin Wasi’ yang terkenal dengan keshalihannya saja berkata demikian, maka jauh lebih layak ucapan itu keluar dari mulut saya.

Terakhir, saya berharap kebersamaan yang telah dirajut dengan segenap manis getirnya tidak berhenti sampai disini. Rawatlah menjadi lebih sehat dan kuat. Dengan segala kekurangan yang ada padaku, izinkanlah aku tetap berada di hati dan di tengah-tengah sahabat sekalian, untuk memberikan warna dalam kehidupan kita yang lebih baik.

Semoga bermanfaat! Allahu A’lam Wa Hua Waliyyu at-Taufiq.

Kudedikasikan untuk sahabat-sahabatku peserta Latsar CPNS GOL. III Angkatan I PPSDM Kemendagri Regional Makassar.