Maaf Bu Rektor Unhas, Kami Tidak Takut Ancaman Anda
Makassar, Rakyat News – Ketua Umum DPN Peradi, Sulthani SH sangat menyayangkan pernyataan Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, karena pernyataannya menurunkan derajat Prof Dwia sebagai akademisi atau intelektual, sekaligus juga menurunkan derajat Unhas sebagai perguruan tinggi kelas dunia (World Class).
“Bahasa yang dipakai Prof Dwiapun, bahasa preman. SIAPA berani macam-macam, bukanlah bahasa akademisi atau bahasa seorang Professor, apalagi bahasa seorang Rektor,” tutur Sulthani SH yang juga Wakil Sekjen MPN Pemuda Pancasila menambahkan.
Menurut Sultani kemudian mengingatkan Rektor Unhas, sebagai seorang intelektual seharusnya Prof Dwia tidak apriori terhadap proses demokrasi dan hukum. “Misalnya ada ASN seperti Jumras, Hatta, Lutfi dan lainnya sedang berjuang membela hak-haknya secara demokratis dan sesuai prosedur hukum yang berlaku,” kata Sultani seraya kembali mengingatkan kalau seorang Gubernur tidak legal hukum.
Lagi-lagi Sultani mengingatkan, kalau ada tindakan dan kebijakan Gubernur yang merugikan hak-hak orang lain. “Ya, bagi saya. Hanya ada Satu kata. Lawan Gubernur,” ujar Sulthani langtan.
Di Indonesia negara hukum ini, lanjut Sulthani yang pengacara Jumras Kepala Biro Pembangunan Pemprov Sulsel, tidak sepantasnya
seorang Rektor Universitas Hasanuddin yang sudah menjadi kelas dunia, mengeluarkan pernyataan menantang pada pada seorang rakyat pencari keadilan. Karena pencari keadilan di Indonesia dilindungi UU, dan tidak boleh ada diskriminasi.
“Karena itu Ibu Rektor, maaf kalau saya mengatakan, tidak takut pada ancaman Anda itu Prof. Saya justru sangat sedih, pernyataan Anda itu, mendistorsi nilai-nilai moral intelektual Unhas, Unhas yang oleh kita rakyat Sulsel, cintai dan banggakan,” kata Sulthani yang kemudian meminta Rektor Unhas instropeksi diri.
Hal berbeda disampaikan, Humas Unhas mengatakan tidak sedikitpun menuliskan kalimat yang dikomentari banyak kalangan dan naskah Pidato tidak menyinggung “ancaman”.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan