Makassar, Rakyat News – Salah satu tempat wisata yang bisa dikatakan dekat dengan pusat kota Makassar adalah Desa Lakkang. Desa Lakkang adalah sebuah perkampungan yang terletak di antaraSungai Tallo dan Sungai Pampang.

Desa Lakkang adalah daratan yang kerap disebut delta, terbentuk karena berkumpulnya sedimentasi dalam kurun waktu tertentu dengan luas daratannya sekitar 195 hektare dan dihuni oleh sekira 300 kepala keluarga. Kebanyakan mereka bekerja sebagai petambak dan nelayan. Sebagian kecil juga menghidupi diri dari sawah yang tidak seberapa luas di dalam wilayah Lakkang.

Untuk mencapai desa tersebut, anda tinggal memilih jalur yang mana, karena ada tiga jalur dermaga yang bisa dipilih untuk menyeberangi sungai ke desa kecil tersebut. Salah satu dermaga yang banyak dipilih oleh warga adalah Dermaga Kera-kera, yang berada di kampus Tamalanrea, lebih tepatnya di lokasi Teaching Farm Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas). Sedangkan dermaga lain berada di lokasi tol lama, yakni di kawasan pergudangan industri Makassar. Satu dermaga lagi sebenarnya berupa tambak.

Anda mesti menunggu sekitar 15-30 menit perahu yang mengangkut anda. Dari dermaga kera-kera ke desa lakkang. Kapasitas perahu hanya tujuh orang saja, beserta motor jika anda memakai motor. Biaya yang dikenakan “Kalau penumpang Rp 3.000, tapi kalau memakai motor biayanya akan ditambah Rp 1.000,” ujar nakhoda perahu di daerah desa lakkang.

Jarak tempuh memakan waktu sekitar 25-30 menit. Ketika anda memulai perjalanan, dia atas perahu anda tidak akan merasakan kebosanan sedikitpun. Sebab, suasana di sekitaran pulau tersebut suda begitu terasa nyaman. Mata anda akan dimanjakan oleh pemandangan pohon-pohon nipah, dan mangrove yang begitu indah dan tak ada duanya dari pulau lain.

Desa Wisata Lakkang terletak di Kecamatan Tallo, Kabupaten Makassar. Lokasinya yang asri menjadi sangat unik karena berada di hiruk-pikuk kota Makassar. Desa Lakkang ini berbentuk sebuah delta, karena dikeliling oleh sungai-sungai.Desa Lakkang merupakan hasil sedimentasi ini memiliki potensi alam berupa pohon-pohon berusia ratusan tahun, empang, daerah pertanian, dan kawan nelayan.