Jakarta, Rakyat News – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pengamanan terhadap menteri sudah dilakukan sesuai prosedur operasi standar dengan mendapat pengawalan dari Kepolisian RI.

Terkait penyerangan terhadap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, JK menyebut insiden tersebut adalah yang pertama kalinya terjadi di Indonesia.

“Sebenarnya menteri sudah ada SOP-nya untuk mendapat pengawalan dari polisi. Ya tentu tidak disangka. Ini pertama kalinya orang mencederai pejabat negara dengan tikaman,” kata Wapres JK usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subrotp Jakarta, Kamis.
Menyangkut apakah akan ada peningkatan sistem pengawalan terhadap pejabat negara, Wapres tidak menjelaskan secara rinci. Namun, Wapres mengatakan bahwa ancaman teror dari kelompok radikal di Indonesia masih terjadi.

“Ya jelas bahwa di Indonesia ini, kaum yang sangat radikal itu masih ada dan itu berkeliaran. Kita sendiri juga mengetahui Kepolisian, Densus dan BIN itu memang selalu memperingatkan adanya gejala-gejala itu,” jelasnya.

Wapres JK menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Kamis sore, usai menghadiri acara topping off Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Matraman.

Wapres tiba di RSPAD Gatot Subroto dengan didampingi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin serta Kepala RSPAD Terawan Agus Putranto.
Ketika tiba di RSPAD, Wiranto sedang menjalani operasi akibat luka yang dideritanya, sehingga Wapres hanya bertemu dan sempat berbincang dengan istri Wiranto, Uga Wiranto.

“Kondisinya baik. Insya Allah, dokter di sini sangat berpengalaman. Dia (Wiranto) sedang dioperasi, mudah-mudahan selesai operasi beliau ini (Terawan) bertanggungjawab, Insya Allah dapat sembuh kembali,” kata Wapres.

Wiranto diserang secara tiba-tiba di Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, usai meresmikan gedung kuliah Universitas Mathla’ul Anwar.
Insiden terjadi ketika Wiranto hendak turun dari mobilnya untuk menuju ke helikopter di Alun-alun Menes guna kembali ke Jakarta.