Opin, Rakyat News – Belakangan ini NKRI banyak diterpa cobaan. Isu agama, suku dan wilayah menebar ancaman perpecahan. Kesaktian Pancasila sebagai simbol pemersatu terasa sangat penting kehadirannya dikala dinamika itu berkecamuk. Paling fenomenal adalah munculnya headline di Radar Manado ‘Tahan Ahok Atau Minahasa Merdeka’.

Tepat dan strategis kebijakan Presiden Jokowi, menetapkan hari kelahiran Pancasila 1 Juni sebagai libur nasional. Libur sehari seperti berkata kepada seluruh rakyat Indonesia “mari tenangkan diri dan merenung sejenak, ingat Pancasila kita dorang basudara jangan bertengkar”.

“Pancasila sakti, saya yakin itu. Kalau diyakini tak demikian maka saya yakin dengan segenap kekuatan, seluruh unsur yang tidak menginginkan perpecahan bangsa Indonesia pasti menolak di berlakukannya Otonomi daerah Tahun 1999”, Majelis Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila Bone Andi Irwandi Natsir memberikan pandangannya.

Pandangan MPO Pemuda Pancasila itu yang juga anggota fraksi PAN Sul-sel, tepat menggambarkan tantangan bangsa kita hari ini. Bukan senjata super canggih, bukan jumlah pasukan militer yang mampu mengikat kebersatuan seluruh suku dan pulau di wilayah NKRI, tetapi pandangan hidup yang seragam bernama Pancasila itulah yang mengikat seluruh nurani rakyat Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan, perangkat pemerintah dan militer harus tunduk dan patuh pada lima sila yang terkandung di dalamnya.

“Siapapun dan dimanapun warga negara bangsa kita ini, berhak untuk menyerukan persatuan Indonesia, tapi ingat tak satupun yang dibolehkan dalam tubuh NKRI ini menyatakan perpecahan bangsa”, tegas Irwandi.

Hastag #Pekan Pancasila pun bertebaran, semua berlomba memasang gambar masing-masing dengan hastag tersebut, ini semakin membuktikan kesetiaan dan kesadaran kita berbangsa dan bernegara, muncul dengan banyaknya ancaman perpecahan NKRI. Semoga saja Pancasila akan tetap sakti dan abadi hingga bangsa ini betul-betul berdaya sebagai bangsa yang besar.