Menurut Ahmad Hamzah, meleburnya sejumlah kantor wilayah mengurangi operasional perusahaan, hemat dan bisa lebih cepat, PDAM pada saat itu juga menggandeng pihak Bank baik milik pemerintah maupun swasta untuk pembayaran air. Kemudian melakukan tindakan operasi pencurian air baik di restoran, rumah mewah, perhotelan, pelabuhan dan perkantoran perusahaan swasta.

“Saya pernah menutup air pelabuhan, salah satu hotel terbesar di Makassar bekerjasama dengan TNI Polri, Kejaksaan. Pengemplang air ini ditempuh lewat jalur hukum. Ini juga kan tindakan penyelamatan uang negara terkait PDAM,” ujarnya.

Selama menjabat Dirut PDAN, Ahmad Hamzah mendapat penghargaan instansi pemerintah empat tahun berturut turut, tahun 2013 penghargaan PDAM terbaik seluruh Indonesia, kemudian pelayanan terbaik, kemudian salah satu dari empat PDAM di Indonesia yang diundang ke Jepang.

Tak hanya itu, Ahmad Hamzah juga termasuk salah satu Direktur yang mendapat kesempatan untuk bekerjasama dengan kementerian PU dalam memberikan pengalaman dengan PDAM lainnya.

Dia juga menyinggung terkait adanya sejumlah isu yang mengaitkan dirinya dengan kasus yang pernah ditangani KPK di PDAM Makassar. Sehingga, dirinya selaku direktur utama juga dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

“Saya orang profesional, jadi saya bekerja sesuai tupoksi saya dan urusan saya bagaimana air sampai ke masyarakat, persoalan menilai silahkan aja yang jelas saya bekerja. Misalnya ada yang nulis soal saya pernah dipanggil oleh KPK, saya ambil sisi positifnya aja pak. Kalau saya diperkisa KPK sebagai saksi, memang benar tetapi saya tidak pernah jadi tersangka, berarti tidak salah kan?,”tegasnya.

Dirinya pernah diminta kesaksian oleh KPK terkait kebijakan-kebijakan yang pernah dilakukan oleh Direksi sejak tahun 2007 sampai 2009. Sementara dirinya menjabat Direktur Utama pada tahun 2011 sampai 2015.