“Kapasitas bendungan Kalalloe sebanyak 40,53 juta kubik air, mampu mengaliri sawah dan nantinya akan dipergunakan sebagai pembangkit listrik. Jarak bendungan dengan lokasi tanam IP 300 ini sejauh 14 km,” jelas Bambang.

Bambang optimis hadirnya bendungan Kalalloe dapat merubah pola tanam petani. Petani awalnya hanya menanam padi sekali setahun menjadi 2 kali dan sekali menanam jagung sehingga pola tanamnya padi-padi-jagung.

“Saat ini petani sedang melakukan tanam padi ke dua, setelah panen di bulan April. Bila air sepanjang tahun tersedia mungkin petani bisa untuk melakukan pertanaman padi 3 kali dan satu kali jagung sehingga IP lahan menjadi 400,” ujarnya.

Adapun varietas padi yang di tanam, yakni Inpari 42, Inpari 32, Mekongga, dan lainnya dengan produktivitas 5,4 ton/ ha. Selain menanam padi, petani Jeneponto juga semangat menanam jagung. Rata-rata produktivitas jagung di Jeneponto 7,8 ton/ton, varietas yang biasa ditanam petani, Bisi, NK, Pertiwi 2, Pertiwi 3, RK 547 dan Nasa 29.